Ndugama, Gatra.com– Lapangan Terbang di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan direbut dan dikuasai tim gabungan TNI-Polri. Tim juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dibakarnya pesawat milik maskapai Susi Air.
Dari hasil olah TKP, kondisi pesawat pilatus PK-BVY hampir terbakar habis, dan hanya menyisahkan bagian baling-baling depan, ujung sayap kiri kanan, dan ekor pesawat. Demikian Jubi.id memberitakan.
“Bangkai pesawat sudah kami evakuasi, sekaligus membersihakan lapter, sehingga siap untuk digunakan kembali,” kata Komandan Korem (Danrem) 172/Praja Wira Yakthi, Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring, melalui rilis di Kota Jayapura, Kamis (16/2).
Menurut Juinta, sejak insiden pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot, sudah tidak ada lagi warga sipil di Distrik Paro.
“Warga sipil sudah tidak ada, mereka semua sudah mengungsi keluar dari Paro karena takut akan teror kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat [TPNPB],” ujarnya.
Juinta mengatakan situasi di sekitar Lapangan Terbang Paro sangat sepi. Rumah-rumah warga kosong semua tidak ada aktifitas sama sekali. Yang ada di sana saat ini hanya pasukan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) dan Damai Cartenz yang melakukan penjagaan keamanan.
“Kekerasan yang dilakukan kelompok TPNPB sudah memakan banyak korban jiwa sehingga harus dihentikan. Jika ada pihak-pihak yang menghalangi dan tidak mendukung tindakan hukum yang dilakukan TNI-Polri, berarti mereka bagian dari kelompok itu,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, pesawat pilatus PK-BVY dengan rute penerbangan Timika-Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan dibakar kelompok TPNPB pimpinan Eginanus Kogeya pada Selasa (7/2).
Tidak hanya membakar pesawat, kelompok Egianus Kogoya juga menyandera pilot berkebangsaan Selandia Baru, Phillps Mark Mehrtens.
Akibat insiden tersebut, ratusan warga Distrik Paro memilih mengungsi ke ibukota Kabupaten Nduga, Distrik Keneyam. Data dari Ops Damai Cartenz hingga kini terdapat 144 warga yang ditampung di pengungsian.