Jakarta, Gatra.com - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan butuh ide gila untuk menghadapi gugatan Uni Eropa kepada RI di World Trade Organization (WTO).
Bahkan bila nantinya RI kalah lagi dalam banding, Bahlil mengusulkan agar pelabuhan ekspor khusus nikel ditempatkan di Papua.
"Menyangkut dengan ide gila, itu ide pribadi, saya belum bicara dengan presiden. Karena begini, menghadapi orang gila (gugatan WTO) harus kita gila pangkat satu," ujar Bahlil saat ditemui di Kantor BKPM, Jakarta, Kamis (16/2).
Menurut Bahlil, dengan menempatkan pelabuhan ekspor khusus bijih nikel di Papua, pengusaha dan importir akan menambah biaya lebih besar untuk logistik. Lebih dari itu, Bahlil menyebut pelabuhan yang dibuat haruslah berkapasitas kecil dan terbatas.
Baca Juga: Penjelasan Bahlil soal Mayoritas Smelter Dikuasai Asing
"Ini cara gila. Ini spontanitas ide saya. Artinya apa? banyak jalan menuju Roma selama kita tulus untuk negara ini," ujar Bahlil.
Bahlil menyebut tekad Indonesia untuk hilirisasi industri sudah bulat dan konsisten. Pelarangan ekspor bijih nikel, kata dia, sudah terbukti meningkatkan nilai tambah produk ekspor secara signifikan.
Meskipun larangan ekspor memicu kekhawatiran Uni Eropa terkait sulitnya mendapatkan bahan baku bijih nikel dari Indonesia hingga digugat ke WTO, Bahlil menegaskan instrumen itu jadi cara utama agar RI bisa menjadi negara maju.
"Apakah kita tahan untuk melakukan perlawanan ini? Presiden Jokowi memerintahkan kami agar sedikit pun tidak gemetar. Lawan," imbuhnya.