Jakarta, Gatra.com - Menteri Invetsasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan kekhawatirannya terhadap realisasi investasi asing (Foreign Direct Investment/FDI) kuartal I tahun 2023 tak seindah yang diproyeksikan. Menurut dia, ketidakpastian ekonomi global membuat sejumlah calon investor asing melakukan "wait and see".
"FDI juga itu tidak sebaik 2022. Saya baru cek dengan tim saya, itu kecenderungan untuk di kuartal pertama (2023) itu agak tidak sebaik dibandingkan dengan kuartal keempat di 2022," ungkap Bahlil dalam konferensi pers di Kantor BKPM, Kamis (16/2).
Bahlil mengatakan, sejumlah tanda-tanda ketidakpastian global sudah mulai nampak. Salah satunya, laporan BPS yang menyebut telah terjadi penurunan ekspor pada Januari 2023 sebesar 6,36%.
Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75%
Lebih parah, Bahlil mengatakan sejumlah negara yang sebelumnya telah menyatakan siap berinvestasi di Indonesia pun masih sedikit "samar-samar". Menurutnya, pemerintah masih butuh gerakan untuk merayu calon investor. "Kira-kira begitu, saya enggak berani membuat kata-kata yang ada sedikit jelas," ucapnya.
Bahlil pun menegaskan pemerintah terus mendorong masuknya investasi asing untuk pengembangan industri hilir. Seiring itu, pemerintah, kata dia, akan tetap konsisten pada larangan ekspor bahan tambang mentah, seperti nikel dan menyusul bauksit pada pertengahan tahun ini.
"Hilirisasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan kita akan mendorong kepada green energy dan green industry. Ini terus kita galakkan," imbuh Bahlil.