Jakarta, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Januari 2023 anjlok 6,36% month to month (mtm) dibandingkan Desember 2022 menjadi US$22,31 miliar (sekitar Rp339,26 triliun).
"Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekspor Indonesia pada Januari memiliki pola yang sama yaitu mengalami penurunan secara month to month," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/2).
Ia membeberkan sejumlah penyebab terjadinya penurunan nilai ekspor pada Januari 2023. Salah satunya penurunan harga komoditas unggulan RI seperti batu bara, nikel dan gas alam. Diketahui harga batu bara pada Januari 2023 mengalami penurunan 16,15% (mtm) menjadi US$318/ton; nikel turun 2,6% (mtm) menjadi US$28.200/ton; dan gas alam turun 40,53% (mtm) menjadi US$3,3/mmbtu.
Adapun penyebab lain penurunan ekspor pada Januari 2023 karena Tiongkok sebagai mitra dagang utama RI, kini diketahui telah membuka kembali keran impor batu bara dari Australia. Lebih parahnya, India yang juga sebagai pasar ekspor RI kini juga memacu produksi batu bara di dalam negerinya untuk pemenuhan kebutuhan domestik.
Di sisi lain, kata Habibullah, adanya kenaikan pungutan ekspor komoditas unggulan ekspor RI yaitu kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebesar 7,17% juga berpengaruh pada penurunan ekspor pada Januari 2023.
Habibullah menuturkan penurunan ekspor Januari 2023 secara bulanan dipicu oleh penurunan ekspor komoditas strategis RI. Secara rinci antara lain ekspor bahan bakar mineral (HS72) turun 8,19% (mtm); ekspor bijih logam dan abu (HS26) turun 36,44% (mtm); ekspor lemak, minyak hewani dan nabati (HS15) turun 9,95% (mtm); ekspor besi dan baja (HS72) turun 9,26% (mtm). Sementara ekspor komoditas migas (minyak dan gas) pada Januari 2023 justru mengalami peningkatan 0,98% (mtm).
Kendati, secara tahunan ekspor Januari 2023 mengalami peningkatan 16,37% (year on year/yoy) dibandingkan Januari 2022 sebesar US$20,83 miliar. Meski demikian, dari segi pertumbuhan, ekspor awal tahun ini tetap cenderung lebih lambat.
"Secara tahunan, pertumbuhan ekspor Januari 2023 mengalami perlambatan jika dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2022," imbu Habibullah.