Jakarta, Gatra.com- World Health Organization (WHO) mengadakan rapat darurat pada Selasa (14/2) sore, terkait penyakit Marburg yang dilaporkan terjadi di Equatorial Guinea. Mengenai hal tersebut, Pengamat Kesehatan, Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut tak perlu khawatir akan penyebaran penyakit itu. Menurut dia, sejauh ini potensi menyebar keluar dari penyakit ini belumlah besar.
"Sebelum ini juga sudah beberapa kali ada laporan tentang penyakit ini. Juga ketika saya masih bertugas sebagai DirJen di Kemenkes serta sebagai Direktur di WHO dan selama ini tidak pernah berkembang luas," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/2).
Baca juga: Darurat Penguatan Regulasi untuk Transformasi Penelitian Obat dan Alkes
Ia menjelaskan bahwa penyakit Marburg disebabkan virus yang masih satu golongan dengan virus Ebola, yaitu filovirus (Filoridae). Wabah penyakit ini dulu bermula pada 1967, di Kota Marburg dan kemudian dipakai sebagai nama penyakit ini di Jerman serta Belgrade di Serbia.
"Bermula dari penelitian pada monyet dari Uganda yang diperiksa di Lab Jerman. Jadi ini bukan penyakit baru," ungkap Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara tersebut.
Nah selain pada monyet Afrika atau African green monkeys, penyakit Marburg juga dihubungkan dengan kelelawar jenis Old World Fruit Bat. Prof Tjandra menyebut angka kematian penyakit ini memang tinggi, berkisar dari 25% sampai 80%. Hingga saat ini belum ada obat serta vaksinnya.
Baca juga: Vaksin COVID-19 Sebaiknya Tetap Gratis, Ini Alasannya
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini menjelaskan kalau penyakit ini memiliki gejala seperti Ebola. "Gejalanya mirip Ebola dan dapat menyebabkan terjadinya perdarahan hebat, sehingga disebut Marburg Hemorrhagic Fever, mirip dengan nama Ebola Hemorrhagic Fever," paparnya.
Selain demam, gejala lain penyakit Marburg ini adalah diare cair hebat, nyeri perut hebat dan kelelahan. "Perdarahan dapat terjadi muntah darah, berak darah, perdarahan dari hidung, mulut dan bahkan vagina," jelas Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.