Jakarta, Gatra.com - Keputusan kontroversial wasit masih terus terjadi pada putaran kedua Liga 1 2022-2023 Indonesia. Mantan wasit yang kini aktif sebagai asesor penilai wasit, Fakhrizal M. Kahar, mengatakan bahwa permasalahan ini kompleks dan harus dilakukan pembinaan secara serius.
"Masalah wasit itu kompleks. Wasit tidak berdiri sendiri, termasuk dalam komponen pertandingan. Wasit juga perlu pembinaan, baik melalui Asprov, maupun Askab karena wasit itu ditempa di situ," ujarnya dalam diskusi bertajuk "Kaukus Sepak Bola Nasional Nyalakan Nyali Membangun PSSI" yang digelar secara hybrid, Senin (13/2).
Menjelang Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada Kamis (16/2) mendatang, ia meminta perhatian kepada seluruh calon komite eksekutif untuk memperbaiki kualitas wasit. Ini termasuk pula dalam pembinaan dan jalannya kompetisi.
"Wasit di daerah itu berjenjang ke level nasional. Saya sebagai pembina, instruktur, kami push terus pembinaannya. Kalau wasit tidak ada pelatihan, sama seperti kejadian kontroversional," ucapnya.
Beberapa waktu lalu, pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares kecewa karena keputusan wasit. Ia mempermasalahkan penalti yang diberikan kepada Bali United pada menit ke-56 saat pertandingan pekan ke-19 Liga 1 di Stadion Sultan Agung Bantul, Jumat (20/1) sore.
Dalam laga yang berakhir imbang 2-2 itu, Bernardo melihat bahwa asisten pembantu wasit yang berjaga di pinggir gawang memberikan kode bahwa tidak terjadi pelanggaran. Namun, wasit utama tetap memberikan hukuman penalti untuk PSM Makassar.
Tak hanya itu, terbaru, pihak Madura United melayangkan protes ke PSSI akibat keputusan wasit yang dianggap tidak adil sepanjang pertandingan pekan ke-23 Liga 1 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan saat melawan Persis Solo, Senin (6/2) lalu. Keputusan wasit yang tidak memberikan kartu saat terjadi pelanggaran keras dinilai tidak sesuai dengan hukuman yang sepatutnya harus diterima.
Dengan masih banyaknya kejadian kontroversi wasit yang terus diprotes pelatih maupun pemain, Fakhrizal mengatakan bahwa diperlukan pertandingan yang terus berjalan. Ini dilakukan agar wasit mampu semakin bijaksana di lapangan, termasuk dalam meningkatkan kompetensi dan kualitasnya.
"Wasit juga butuh pertandingan. Makin banyak wasit kompeten, makin banyak bersaing," lanjutnya.
Ia berharap dalam kepengurusan baru PSSI ke depan, fokus utama menjaga kualitas wasit bisa diwujudkan. Terlebih, wasit akan selalu dibutuhkan dalam setiap tingkatan pertandingan sehingga diperlukan wasit yang bisa membawa keadilan di lapangan.
"Ke depan, kita harus fokuskan wasit. Harus membina sumber daya manusia dulu, perbaikan, serta pelatihan-pelatihan," pungkasnya.