Purworejo, Gatra.com- Kasus dugaan pelecehan guru terhadap muridnya terjadi di salah satu SMK swasta di Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Mirisnya, terduga pelaku adalah Ibu Guru berinisial D (45), sedangkan korban adalah tiga anak didiknya. Ketiga anak didiknya itu di antaranya, dua siswa telah lulus dan satu siswa masih sekolah.
Berdasarkan informasi dari narasumber, sebut saja inisial T, diperoleh keterangan bahwa, modus yang digunakan D adalah menjanjikan Handphone (HP) pada para korbannya.
"Terbongkarnya kasus ini berawal dari ibu salah satu korban yang curiga dengan perubahan sikap anaknya. Kemudian membuka WA anaknya, dari percakapan WA itulah semua jadi ketahuan," kata T melalui pesan WhatsApp sambil mewanti-wanti agar identitasnya ditutup.
Ia melanjutkan, setelah melihat percakapan anaknya dengan Bu Guru D, si ibu langsung mendatangi SMK (dulu STM) yang berada persis di sebelah sebuah SMA Negeri ini.
"Tidak dilaporkan polisi, semua dirembug di sekolahan. Rapi terkondisikan sehingga tidak ada yang tahu. Orang tua dan sekolah tidak lapor polisi, katanya si korban dijanjikan bekerja di Jakarta. Sekarang posisi korban sedang latihan kerja di Jawa Timur," tutur T.
Isi percakapan antara Bu Guru D dan korban yang masih duduk di kelas XI ini pun menjurus ke hal-hal tak senonoh. Bahkan, menurut T, tanpa malu si guru yang berstatus janda itu memuji-muji kejantanan korban dan merasa puas serta menjanjikan minta apa pun akan diberikan.
"Perbuatan dewasa mereka dilakukan di rumah Bu Guru dan di mana-mana. Setelah perbuatannya terbongkar, pihak sekolah langsung memecat D," tambah T.
Pihak sekolah yang dikonfirmasi melalui Guru Penjamin Mutu Sekolah, Wahyuni mengatakan bahwa, ia tidak berwenang memberikan keterangan pada awak media.
"Bu Kepala Sekolah sedang sakit dan perlu istirahat selama tiga hari. Kebetulan saya sedang piket Wakasek hari ini. Saya tidak punya kewenangan untuk menjawab," ujarnya saat ditemui di kantornya, Senin (13/2).
Saat ditanya, Wahyuni tidak membantah, juga tak membenarkan adanya peristiwa ini. Sementara itu, kami masih berusaha meminta klarifikasi pada Bu Guru D melalui pesan Messengers, namun belum ada respons.