Islamabad, Gatra.com - Pakistan meresmikan reaktor nuklir senilai US$2,7 miliar atau sekitar Rp 40 triliun. Terobosan itu memberikan sedikit kelegaan saat negara itu bergulat dengan krisis energi.

Bloomberg melaporkan, Kamis (2/2), menurut data dari regulator National Electric Power Regulatory Authority, pembangkit listrik berkapasitas 1.100 megawatt akan menghasilkan listrik termurah di negara ini. Fasilitas itu terhubung ke jaringan listrik sejak Maret lalu.

Pembangkit listrik ini adalah unit kedua sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir Karachi, yang menggunakan reaktor Hualong One rancangan China. China membiayai perluasan fasilitas tersebut.

Baca Juga: Rusia Siap Pasok Infrastruktur Pipa Gas ke Pakistan

“Pakistan sangat membutuhkan sumber energi yang bersih dan murah, apakah itu nuklir, air, atau energi terbarukan lainnya,” kata Perdana Menteri Shehbaz Sharif dalam sebuah upacara di pembangkit listrik di Karachi.

Fasilitas baru ini merupakan tambahan jaringan pembangkit di Pakistan dan tidak lagi mengharapkan ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, yang mahal atau menyelesaikan kekurangan energi kronis di negara itu.

Pakistan sedang membahas bersama Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menaikkan tarif energinya, dengan imbalan dana bailout.

Cadangan devisa negara itu turun ke level terendah dalam sembilan tahun bulan lalu, karena tingginya biaya bahan bakar fosil, menekan anggaran pemerintah.