Jakarta, Gatra.com - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023 besok. Sebanyak lima nama telah resmi ditetapkan sebagai calon ketua umum PSSI setelah berkas pendaftaran mereka memenuhi persyaratan calon.
Kelima calon tersebut yakni La Nyalla Mahmud Mattalitti, Erick Thohir, Arief Putra Wicaksono, Doni Setiabudi dan Fary Djamie Francis.
Jelang Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023, sejumlah pihak mendorong agar PSSI mengadakan debat terbuka hati calon ketua umum. Hal itu agar masyarakat bisa mengetahui lebih dalam kemampuan masing-masing calon serta visi misi mereka dalam membangun sepak bola Indonesia ke depan.
Kali ini kelompok suporter Indonesia yang tergabung dalam Gerakan Sepak Bola untuk Rakyat (GSR). Koordinator nasional GSR Ferri Bastian mengatakan, saat ini adalah momentum yang pas untuk revolusi sepak bola Indonesia. Hal itu perlu disambut oleh PSSI dengan memilih sosok pemimpin yang tepat, bukan kaleng-kaleng.
"Caranya, siapkan debat terbuka, minta mereka paparkan program dan gagasannya biar kita lihat bersama, siapa calon ketua umum PSSI yang betul-betul dari hatinya ingin ada perubahan sepak bola Indonesia," kata Ferri dalam keterangannya, Kamis (2/2/2023)
Ferri tidak sepakat dengan konsep Komite Pemilihan PSSI yang hanya memberikan ruang bagi masing-masing calon ketua umum bertemu voters secara bergantian dan tertutup, tanpa melibatkan masyarakat umum.
“PSSI terkesan elitis kalau begitu, padahal masyarakat juga bagian yang tidak terpisahkan dari sepak bola. Betul, suporter atau yang lainnya tidak memiliki hak untuk memilih, tapi kita dan masyarakat Indonesia juga saya rasa harus tahu gagasan visi misi calon ketua umum PSSI,” paparnya.
Menurut Ferri, selama ini pemilihan ketua umum PSSI terkesan masih tertutup, bahkan sengaja tidak membuka akses bagi masyarakat untuk terlibat dalam kemeriahan pemilihan ketua umum.
"Kalau senangnya tertutup, mana bisa kita percaya mereka dapat betul-betul memperjuangkan sepak bola Indonesia. Pantas saja selama ini calon ketua umum PSSI begitu-begitu aja, tidak ada upaya perbaikan sepak bola Indonesia bahkan suporter itu hanya dijadikan alat saja,” ucapnya.
“Makanya dengan adanya debat kandidat ini, saya harap calon ketua umum PSSI mendatang bisa memberikan visi misi dan bisa menjadikan suporter itu menjadi bagian dari PSSI juga,” tambahnya.
Senada dengan Ferri Bastian, Ketua Forum Komunikasi Suporter Indonesia (FKSI), Richard Achmad Supriyanto mendukung penuh usulan masyarakat pecinta sepak bola Indonesia agar dilakukan debat publik calon Ketum PSSI sebelum digelar KLB PSSI. Salah satu alasan dukungan Richard adalah untuk mengetahui visi-misi para calon Ketum PSSI dalam memajukan sepak bola Indonesia ke depan.
“Pertama terkait soal usulan bahwa ada debat publik terhadap calon-calon ketua umum PSSI itu sih saran atau usulan yang bagus yang penting para calon harus punya visi yang jelas terkait suramnya sepak bola Indonesia,” kata Richard.
Menurut mantan Ketua The Jakmania ini, lewat debat publik ini para voter bisa menilai sejauh mana kualitas dan pengalaman para calon Ketum PSSI dalam membangun sepak bola Indonesia, meski potensi untuk memilih calon yang terbaik belum dipastikan, tetapi para voter bisa mengukir sejauh mana kemampuan para calon Ketum PSSI.
“Kemudian kalau ditanya apakah voter akan berpengaruh, 50:50 jawabnya tinggal di debat publik ini para calon berikan terbaik. Yang pasti dorongannya adalah masyarakat pecinta sepak bola Indonesia nanti menikai para calon itu kalau sudah menyampaikan visi misi dalam debat publik,” ucapnya.
Dijelaskan Richard, debat publik juga memberikan alarm bagi kandidat yang terpilih menjadi Ketum PSSI periode 2023-2027 untuk tidak melenceng dari program kerjanya ke depan.
“Yang pasti ada sanksi sosial dari publik sepak bola kalau siapapun yang nanti terpilih tidak menjalankan apa yang disampaikan di debat publik,” jelasnya.
Untuk itu, Richard berharap kongres PSSI nanti tidak hanya sebat ada kegiatan seremonial belaka, tetapi benar-benar untuk perbaikan sepak bola Indonesia, sebagaimana tertuang dalam aturan yang ada.
“Harapannya bahwa kongres atau KLB kali ini tidak hanya seremonial belaka tetapi harus ada itikad baik untuk proses perbaikan sepak bola Indonesia, karena semua sudah tertera dengan baik,” ungkapnya.
“Ada Inpres nomor 3, ada undang-undang sistem keolahragaan, ada statuta tinggal menjalankan dan mengejawantahkan terkait soal aturan main itu,” tambahnya.
Richard juga meminta agar ketua umum PSSI terpilih nanti bisa menghidupkan kembali kompetisi regional dan melakukan pembinaan usia dini demi menyiapkan talenta-talenta muda.
“Yang kedua siapapun yang terpilih nanti harus melaksanakan namanya kompetisi regional kompetisi utama sampai pembinaan usia dini jangan ada pilih kasih Jadi semua bisa merata dengan baik,” harapnya.
Richard pun menegaskan ketua umum PSSI baru harus memberikan jaminan untuk menyelesaikan kasus tragedi Kanjuruhan Malang, serta menyelesaikan persoalan konflik antar suporter sepak bola Indonesia.
“Yang terakhir, tuntaskan selesaikan kasus-kasus yang belum selesai atau belum terungkap dengan terang benderang, karena itu menjadi catatan publik yang luar biasa kalau ini diselesaikan oleh federasi,” tutupnya.