Jakarta, Gatra.com - Sosok Menteri BUMN Erick Thohir terpampang di banyak baliho yang bertebaran di Surabaya. Kendati di baliho tersebut terpampang wajah Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, dan Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, figur Erick lebih tampak mendominasi.
Pola desain semacam itu pun dikomentari Wakil Ketua PWNU Jawa Timur (Jatim) Abdussalam Shohib. Ulama yang karib disapa Gus Salam itu mencium aroma politis di dalam spanduk yang banyak dipasang di jalanan protokol Kota Surabaya itu.
Syuriah PWNU Jatim Mutawakil Alallah pun menyayangkan pernyataan Gus Salim yang mengkritisi Ketua Steering Committee (SC) Satu Abad NU itu.
“Pernyataan Gus Salam itu pribadi, tidak mewakili PWNU. Ulama harusnya mengedepankan husnuzan (berprasangka baik) bukan suuzan (prasangka buruk),” kata Mutawakil, Kamis (2/2).
Baca Juga: Anies ke Solo Rabu Pon, Gibran Akui Ada Komunikasi: Beliau Ngajak ke Jakarta
Jika prasangka baik, lanjut Mutawakil, maka salah pun dapat pahala. Namun, jika prasangka buruk yang dikedepankan, dan ada kesalahan dalam prasangka itu, maka sama dengan adu domba. “Kalau suuzan itu adu domba, menebarkan fitnah. Itu dosa besar,” kata dia.
Apalagi, kata Mutawakil lagi, sosok yang dikritisi adalah ketua di dalam sebuah gelaran besar NU, Hari Lahir, yang telah bekerja keras menyelenggarakan peringatan satu abad salah satu organisasi Islam tertua di Indonesia itu.
“Setiap manusia yang berjuang itu pasti menghadapi pro dan kontra. Rasul pun dulu juga begitu. Tapi kalau ada spanduk bergambar Pak Erick, ya, itu sah-sah saja. Jangan kemudian suuzan berprasangka buruk,” ucap Mutawakil.