Tokyo, Gatra.com - Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida mendapat kecaman secara berkelanjutan dari kubu oposisi atas tuduhan bahwa putranya menggunakan uang pembayaran pajak untuk perjalanan wisata ke luar negeri, saat menjalankan tugas resmi.
Thestraitstimes, melaporkan Rabu (1/2), Shotaro Kishida, 32 tahun, yang menjabat sebagai sekretaris Perdana Menteri, dituduh oleh majalah Shukan Shincho telah mengunjungi tempat-tempat wisata di Paris, London dan Ottawa atas biaya pembayar pajak, dan telah menggunakan kendaraan milik pemerintah. Semua itu dilakukan ketika Perdana Menteri sedang menjalankan tugas resmi di luar negeri pada bulan Januari lalu.
Tuduhan tersebut menambah permasalahan mengingat tingkat kepopuleran kabinet Perdana Menteri Kishida merosot, menyusul sejumlah menterinya mengundurkan diri karena skandal pendanaan, kejanggalan dan hubungan dengan organisasi keagamaan tertentu.
Baca Juga: Kedatangan PM Kishida, Kesepakatan Indonesia-Jepang Terbentuk
Kabinet juga mendapat perhatian besar karena rencana pemerintah yang kontroversial dan dikecam publik ketika menaikkan pajak untuk mendanai peningkatan belanja pertahanan negara, yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Xinhua melaporkan, menurut jajak pendapat media lokal pada bulan Desember lalu, kontroversi sebelumnya menyebabkan peringkat persetujuan turun menjadi sekitar 30 persen, tingkat terendah sejak Kishida meluncurkan Kabinetnya pada Oktober 2021, di bawah tingkat yang secara historis dan menjadi pertanda dari berakhirnya masa jabatan perdana menteri.
Pemimpin Jepang itu mendapat kritik pada Oktober lalu ketika dia memilih putra sulungnya menjabat sebagai sekretaris eksekutifnya, yang kemudian memicu tuduhan nepotisme dari blok oposisi, serta publik.
Baca Juga: Kinerja Pemerintahan Menurun, PM Jepang Rombak Kabinet
Serangan oposisi terbaru ketika Kishida akan mengikuti perjalanannya selama seminggu ke Inggris, Kanada, Prancis, Italia, dan Amerika Serikat, menjelang KTT Kelompok Tujuh pada bulan Mei.
Pada sesi komite parlemen pada hari Selasa lalu, Kishida menolak secara definitif mengomentari tindakan soal putranya, meskipun dikritik oleh oposisi.
Dia mengatakan kepada sesi komite anggaran Majelis Rendah bahwa putranya, yang telah berbelanja di department store Harrods di London selama tur lima negara Perdana Menteri, telah melakukannya sebagaimana menteri Kabinet lainnya.