Jakarta, Gatra.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ekonomi dunia pada tahun 2023 ini tidak akan sampai ke jurang resesi. Hal itu seiring dengan meningkatnya angka proyeksi terbaru pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 oleh Dana Moneter Dunia (IMF) menjadi 2,9%.
"Dari sisi global ekonomi, itu menggambarkan yang tadinya sangat berat menjadi agak ringan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta (31/1).
Ia menjelaskan, peningkatan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF tersebut didorong oleh harapan mulai bangkitnya negara kunci perekonomian global seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Selain itu, diketahui Cina sejak akhir tahun lalu mulai membuka perbatasannya dan meninggalkan kebijakan zero Covid-19.
"Memberikan suatu harapan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia di 2023 akan menjadi sedikit lebih baik, tidak ekstrim baik ya," ungkapnya.
Di lain sisi meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi global naik 0,2%, IMF justru memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi RI pada tahun ini menjadi 4,8% dari yang sebelumnya sebesar 5%.
Kendati, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah RI tetap optimistis pertumbuhan ekonomi dalam negeri di tahun ini masih menunjukkan momentum yang baik. Terutama pada kuartal I tahun 2023 ini, lanjut Sri Mulyani, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan lebih kuat dibandingkan pada kuartal I tahun 2022 lalu.
Musababnya, menurut Sri Mulyani pada kuartal I tahun 2022 lalu kasus Omicron di Indonesia mulai muncul. Membuat sejumlah pembatasan aktivitas dan ekonomi terjadi di masyarakat.
Sementara kuartal I tahun 2023 ini, Sri Mulyani menuturkan bahwa penguatan ekonomi bakal terjadi seiring dengan penghapusan kebijakan PPKM sejak akhir Desember 2022 lalu.
"Kemudian akan mulai masuk puasa dan hari raya, yang berarti tahun ini diharapkan akan full selebrasinya dan itu akan menimbulkan momentum untuk pemulihan ekonomi kita, konsumsi pasti akan meningkat," imbuh Sri Mulyani.