Paris, Gatra.com - Paris Saint-Germain tengah jeblok di Ligue 1 Prancis saat memasuki tahun 2023.
Selama bulan Januari, Les Parisen hanya mampu mendulang 4 poin dari 4 pertandingan yang mereka jalani.
Baca Juga: Chelsea Sodorkan Rp1,9 Triliun untuk Enzo Fernandez, Bos Benfica Rui Costa Beri Lampu Hijau
Pasukan Christophe Galtier ini mengawali tahun 2023 dengan kekalahan 3-1 dari Lens. Sempat menang 2-0 atas Angers, mereka kalah lagi saat bertandang ke markas Rennes. Terbaru, PSG hanya bermain imbang saat menjamu Reims di Parc des Princes, Senin (30/1) dini hari WIB.
Hasil minor ini memang belum membuat posisi PSG di puncak klasemen Ligue 1 melorot. Mereka masih berada di puncak dengan 48 poin.
Hanya saja, selisih dengan peringkat kedua Lens semakin tipis. PSG hanya unggul 3 angka dari Lens, dan 5 angka dari Marseille yang berada di peringkat ketiga.
Padahal di luar Ligue 1, PSG mampu tampil maksimal. Di laga persahabatan melawan Riyadh XI mereka bisa menang 5-4. Adapun di Piala Prancis mereka membantai Pays de Cassel dengan skor 7-0.
Baca Juga: Kim Kardashian Pakai Seragam AS Roma, Mamma mia, Kim!
Hasil imbang melawan Reims membuat pelatih PSG Christophe Galtier kecewa berat. Menurutnya banyak kesalahan teknis saat bermain melwan Reims.
"Tentu saja kami kecewa, kami marah pada babak pertama ketika kami tidak menunjukkan apa-apa. Kami kekurangan ritme dan intensitas. Ada banyak kesalahan teknis dan Reims pantas mencetak gol pembuka di babak pertama itu," katanya, seperti dilansir dari laman resmi klub.
Sedianya, di pertandingan tersebut, Galtier memainkan Kylian Mbappe, Lionel Messi, dan Neymar sejak awal pertandingan. Sergio Ramos dan Marquinhos juga mengisi lini belakang.
Namun Marco Veratti mendapat kartu merah di menit ke-59, saat PSG sudah unggul 1 gol lewat Neymar di menit ke-51.
Baca Juga: Aryna Sabalenka Raih Gelar Pertama Grand Slam, Juara Australian Open 2023
Reims yang unggul jumlah pemain mampu memaksimalkan situasi tersebut. Mereka menghukum PSG di menit 90+6 lewat gol Folarrin Balogun. Skor pun menjadi 1-1.
"Saya mengubah lini tengah kami dengan membawa Marco Verratti dan lebih banyak memindahkan Neymar ke tengah lapangan. Tetapi kami kemudian bekerja sangat keras dan menciptakan peluang. Beberapa menit dari akhir, kami pikir kami bisa mempertahankan hasilnya," sebutnya.
Galtier menyebut, itu sangat ironis. Timnya seperti memiliki kurang pengalaman pada saat 30 detik dari akhir pertandingan.
"Itu benar-benar mengecewakan dengan pengalaman yang kami miliki di tim. Apakah itu akumulasi dari semua kerja keras yang kami lakukan di babak kedua? Saya tidak tahu, tapi tentu saja tujuan ini sangat merusak," tandasnya.