Home Olahraga Polri Kenalkan Aplikasi Deteksi Provokator di Stadion

Polri Kenalkan Aplikasi Deteksi Provokator di Stadion

Jakarta, Gatra.com - Mabes Polri menggelar kursus manajemen pengamanan stadion sepak bola yang digelar sejak Rabu (25/1) hingga Kamis (2/2) mendatang. Kursus diikuti 66 peserta yang berasal dari aparat keamanan, penyelenggara pertandingan, serta para pihak terkait lainnya. Dalam kursus ini peserta diperkenalkan aplikasi buatan Mabes Polri yang mampu mendeteksi suporter yang dicurigai sebagai provokator dalam pertandingan sepak bola.
 
"Selain diperkenalkan menggunakan aplikasi bagaimana mendeteksi suporter dicurigai sebagai provokator, para peserta kursus pengamanan stadion juga dikenalkan dengan istilah prinsip kolaborasi, METHANE," kata Asisten Operasi (Asops) Kapolri, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dalam keterangan tertulis ke Gatra.com, Sabtu (28/1).
 
Prinsip METHANE, kata mantan Kapolda Riau ini, merupakan singkatan dari Major Incident, Exact Location, Type of Incident, Hazard, Access, Number of Casualities dan Emergency Services.
 
Agung menjelaskan, Major Incident merupakan tanda apakah insiden besar telah diumumkan. Exact location,  menyatakan apa lokasi yang tepat dari wilayah geografis kejadian, Type of Incident merupakan kejadian seperti apa itu.
 
Sedangkan Hazard menyatakan potensi bahaya apa yang dapat diidentifikasi. Dilanjutkan dengan Access atau rute apa terbaik untuk akses keluar bagi suporter saat ada kejadian yang tak diinginkan.
 
"Para peserta berjumlah 66 orang juga dikenalkan berapa banyak korban dan bagaimana kondisi mereka, serta Emergency Services, mana dan berapa banyak aset serta personel tanggap darurat yang diperlukan," ujar Agung.
 
Tak hanya itu, para peserta kursus juga dikenalkan beragam situasi, mulai hijau, kuning hingga merah, serta bagaimana langkah-langkah diambil dalam kondisi tersebut sesuai dengan aturan FIFA.
 
Materi yang diajarkan selama kursus diberikan langsung oleh Tim Teaching dari Coventry University, Inggris, dipimpin Prof Mike Hardy, dan Prof David Mcllhalton. 
 
Selain itu, juga dihadirkan anggota Kepolisian Skotlandia yang berpengalaman dalam merencanakan pengamanan Piala Dunia, Patrick O'Callaghan dan Inspektur Pertandingan, Calum Glenny.
 
Pada hari pertama kursus, Kamis (26/1), tutur Agung, para peserta langsung terjun ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta guna mengamati satu per satu sarana stadion. Termasuk Venue Operation Control di stadion terbesar di Indonesia tersebut. Pengenalan ini merupakan bekal awal bagi peserta kursus kelas operator dan trainer.
 
Mike Hardy, ujar Agung, menekankan akan tiga hal yang ingin ditransformasikan kepada 66 peserta selama kursus berlangsung, yakni pengetahuan (Knowledge), keahlian (Skill), dan nilai (Value).
172