Jakarta, Gatra.com – A.B. Rodhial Falah dari Acintyacunyata Speleological Club (ASC) menjelaskan bahwa kawasan Karst Kendeng Utara, Jawa Tengah (Jateng), merupakan regulator air alami.
Falah dalam keterangan pers diterima pada Sabtu (28/1), menyampaikan, batugamping yang menyusun karst Kendeng Utara memiliki kemampuan menyerap air hujan sebanyak 30–50%.
Baca Juga: JM-PPK kepada KSP: Banjir Utara Kendeng Kian Dahsyat
Ia menjelaskan, dalam hitungan sederhana, jika curah hujan rata-rata di Kabupaten Pati sebesar 284 mm, maka jumlah air hujan yang mengguyur KBAK Sukolilo (yang memiliki luas 200,79 km persegi) sebanyak 57 juta meter kubik.
Sebanyak 30–50% dari jumlah air ini akan terserap oleh kawasan karst, selebihnya akan menjadi aliran permukaan (run off). Jumlah air yang terserap ini belum memperhitungkan serapan oleh hutan.
Falah menambahkan, ada kajian akademik yang menyatakan hutan jati yang tumbuh di kawasan batu gamping mampu menyerap air hujan hingga 40%. Gabungan antara kemampuan karst dan hutan jati dalam menyerap air hujan diyakini akan mengurangi dampak banjir di wilayah Kendeng Utara secara signifikan.
Peran signifikan karst Kendeng Utara terhadap kejadian banjir di wilayah sekitarnya juga dibuktikan dengan banyaknya anak sungai dari kawasan karst ini yang masuk ke sistem Sungai Lusi dan Sungai Juwana.
Sedikitnya, kata Falah, terdapat 47 anak sungai yang berasal dari karst Kendeng Utara yang masuk ke Sungai Lusi dan Juwana. Adapun banjir di Pati dan sekitarnya sebagian besar berasal dari luapan kedua sungai tersebut.
Baca Juga: Banjir Kendeng, Masyarakat Surati Jokowi Tagih Tanggung Jawab KLHS
Adapun ASC sejak tahun 2007 bergotong royong bersama Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) melakukan identifikasi potensi karst di Kawasan Kendeng Utara.
Falah menyampaikan keterangan tersebut dalam pertemuan ?dengan pihak Kantor Staf Kepresidenan (KSP) di Gedung Bina Graha, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu lalu (25/1).