Budapest, Gatra.com - Perdana Menteri Viktor Orban mengatakan Hungaria akan memveto setiap sanksi dari Uni Eropa (UE) terhadap Rusia, yang terkait dengan energi nuklir.
Reuters, Jumat (27/1) melaporkan, Ukraina telah meminta 27 negara UE untuk memasukkan perusahaan energi nuklir negara Rusia, Rosatom masuk dalam sanksi namun Hongaria, --yang memiliki pabrik nuklir buatan Rusia yang rencananya akan diperluas dengan Rosatom, telah memvetonya.
Orban menegaskan kembali dalam sebuah wawancara bahwa sanksi terhadap energi nuklir jelas harus diveto.
“Kami tidak akan membiarkan rencana untuk memasukkan energi nuklir ke dalam sanksi tersebut,” kata perdana menteri Hungaria.
Baca Juga: Kerja Sama Rusia, Mesir Bangun Pembangkit Listrik Bertenaga Nuklir Pertama
"Ini di luar dari pertanyaan," katanya kepada radio negara setempat.
Anggota UE, Hungaria telah berulang kali mengkritik sanksi UE terhadap Rusia atas invasinya ke negara tetangga Ukraina, dengan mengatakan sanksi itu gagal melemahkan Rusia, sementara sanksi itu berisiko menghancurkan ekonomi Eropa.
Barat belum menjatuhkan sanksi pada Rosatom sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Paks Hungaria memiliki empat reaktor VVER 440 kecil buatan Rusia, dengan kapasitas gabungan sekitar 2.000 megawatt, yang mulai beroperasi antara tahun 1982 dan 1987.
Baca Juga: Rusia dan Afrika akan Bangun Pusat Teknologi Nuklir Baru
Reaktor itu menghasilkan sekitar setengah kekuatannya dan pembangkit tersebut mendapatkan bahan bakar nuklirnya dari Rusia.
Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani pada tahun 2014 dengan Rusia, Hongaria bertujuan untuk memperluas pabrik Paks dengan dua reaktor VVER buatan Rusia, dengan kapasitas masing-masing 1,2 gigawatt.