Singapura, Gatra.com - Yusheng, salad ikan mentah khas Tiongkok ini berisi irisan ikan mentah yang di campur dengan sayuran yang diserut dengan berbagai macam saus dan pelengkap di atasnya.
Yusheng sendiri berarti ikan mentah. Namun, karena “ikan” digabung dengan homofonnya “kelimpahan”, makna Yusheng menjadi peningkatan atau kelimpahan. Oleh karena itu, Yusheng juga dianggap sebagai simbol kelimpahan, kemakmuran, dan kekuatan.
Sebagaimana yang dilansir dari channelnewsasia.com, Yusheng menjadi bagian perayaan Tahun Baru Imlek di Singapura dan Malaysia. Cara penyajiannya menggunakan sumpit sambil meneriakkan “huat ah!”.
Yusheng kerap disebut juga sebagai “lo hei” karena ritual pelemparan yang dilakukan sebelum makan. Orang-orang yang dicintai diundang untuk berkumpul mengelilingi piring bundar besar.
Dihidangkan selama Tahun Baru Imlek, Yusheng tidak hanya tersedia di restoran-restoran, namun juga di rumah-rumah. Yusheng pun makin berkembang selama beberapa dekade dari yang sebelumnya menyajikan sepiring salad sederhana menjadi salad yang terdiri dari beberapa macam isian.
Menurut Infopedia National Library Board, tradisi Yusheng ini sudah ada sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu di Tiongkok dan diyakini berasal dari provinsi Guangdong, tempat para nelayan di sepanjang pantai Guangzhou merayakan Renri, hari ketujuh Imlek. Pada masa itu, para nelayan mengadakan pesta hasil tangkapan segar mereka. Sedangkan Renri memiliki arti “ulang tahun setiap pria” yang menandakan bahwa orang menjadi setahun lebih tua pada hari itu.
Dulu, hidangan ini hanya dimakan pada saat Renri. Namun, karena popularitas dan frekuensi Yusheng yang dilemparkan dan dimakan berkali-kali selama periode perayaan 15 hari membuat tradisi Imlek ini kian berkembang. Saat ini, Yusheng disajikan pada awal setiap makan.
Yusheng pertama kali dilangsungkan di Singapura berawal dari migrasi orang-orang Kanton dan Teochew asal Tiongkok pada abad ke-19. Orang-orang dari Jiangmen, provinsi Guangdong, dikatakan sebagai orang pertama yang mulai menjual hidangan tersebut, kurang lebih dalam bentuknya yang sekarang: irisan ikan mentah dengan bahan-bahan seperti irisan jahe, air jeruk nipis, daun bawang, dan biji wijen.
Selama bertahun-tahun, orang-orang menambah bahan makanan dan diputar dalam sepiring Yusheng. Pada tahun 1930an, salah seorang pemilik restoran bernama Loong Yik Kee menambahkan sayur acar, gula dan cuka.