Home Hukum Istri Lukas Enembe Minta KPK Tanggung Jawab Kondisi Kesehatan Suaminya

Istri Lukas Enembe Minta KPK Tanggung Jawab Kondisi Kesehatan Suaminya

Jakarta, Gatra.com – Istri Gubernur Papua, Lukas Enembe, Yulice Wenda minta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertanggung jawab soal kondisi kesehatan suaminya.

Yulice meminta KPK bertanggung jawab karena kondisi kesehatan Lukas Enembe kian menurun. Menurutnya, sesuai keterangan dokter RSPAD, Lukas mengalami gagal ginjal kronis stadium lima. Sebelum dibawa KPK ke Jakarta, kondisi gagal ginjal kronis suaminya adalah stadium empat.

Ia melalui keterangan pers diterima pada Sabtu (21/1), menyampaikan, menemui Lukas Enembe yang sedang menjalani rawat inap di ruang perawatan Paviliun Kartika 2 RSPAD, Jakarta, pada Jumat siang (20/1).

Baca Juga: 18 Simpatisan Lukas Enembe Yang Ditahan Sudah Dipulangkan

Yulice datang bersama Elius Enembe, adik Lukas Enembe dan seluruh keluarga dekatnya serta didampingi para pengacara dari Tim Hukum & Advokasi Gubernur Papua, diantaranya, OC Kaligis, S Roy Rening, Petrus Bala Pattyona, Petrus Jaru, Cosmas Refra, Antonius Eko Nugroho, dan Michael Himan, serta Cyprus A Tatali, Caesario David Kaligis, dan Alissa Chinny M Kaligis.

Menurut Yulice, dengan adanya penurunan kondisi kesehatan Lukas Enembe, maka yang paling bertanggung jawab adalah KPK. Karena membawanya dari Jayapura, Papua ke Jakarta, pada 10 Januari 2023.

“Jadi KPK harus bertanggung jawab atas kondisi Bapak Lukas Enembe yang masuk tahap Gagal Ginjal Kronis Lima, siapa yang mengambil maka dia [KPK] harus tanggung jawab,” kata Yulice.

Ia menuturkan, dokter yang merawat Lukas Enembe, dr. Joni, memintanya untuk menandatangani persetujuan tindakan medis. Namun Yulice menolaknya meneken persetujuan untuk suaminya tersebut.

“Kami tidak bisa tandatangan, sudah kita kasih tahu dari awal kalau Bapak Lukas Enembe itu sakit, Ketua KPK sendiri sudah bilang Bapak Lukas Enembe sedang sakit,” ujarnya.

Yulice mengatakan, kalau memang KPK mempunyai niat baik, seharusnya mengikutsertakan pihak keluarga dari awal untuk ikut mengontrol kondisi kesehatan Lukas Enembe. Pelibatan tersebut seharusnya dilakukan sejak Lukas dibawa dari Jayapura.

“Atau dari awal libatkan dokter pribadi untuk mengawasi dan memantau kondisi Bapak Lukas Enembe, baru kami mau tandatangan. Kita sudah lost selama beberapa hari dari sejak Bapak Lukas Enembe dibawa. Jadi kami tolak tandatangan,” ujarnya.

Ibu tiga anak itu juga mengaku sempat melihat kondisi Lukas Enembe, namun tidak bisa dalam satu ruangan. Yulice dan Elius Enembe hanya bisa melihat dari balik kaca yang membatasi antara ruangan pengobatan, dengan ruang luar Paviliun.

Yulice melanjutkan, melihat kondisi tersebut pihaknya hanya bisa berdoa dan menangis dari balik kaca sehingga suasana pertemuan tersebut menjadi sangat mengharukan.

Di sela-sela pertemuan tersebut, Yulice mengaku sempat bertanya dengan suara keras, apakah Lukas Enembe mengharapkannya menandatangani surat persetujuan tindakan medis. “Bapak hanya memberi kode lewat tangannya ‘tidak usah’,” ujar Yulice.

Baca Juga: Respons Soal Lukas Enembe, AHY: Kita Prihatin

Kuasa hukum Lukas Enembe, OC Kaligis, mengatakan, ini merupakan masalah kehidupan. “Yang punya hak asasi itu Ibu [Yulice Wenda] bukan KPK atau tim dokter. Ini masalah kehidupan,” ujarnya.

Kaligis menyesalkan tindakan KPK yang menurutnya sudah melanggar hak asasi manusia. “Tolong catat itu [melanggar hak asasi manusia]!” ujarnya.

Sebelum bertemu dengan Lukas Enembe, Yulice Enembe dan tim hukum sempat adu debat dengan penyidik KPK karena dari informasi awal, tim hukum akan dipertemukan dengan dokter sedangkan saat ingin bertemu dengan dokter RSPAD, petugas KPK, tidak segera mempertemukan pihak keluarga dan tim hukum, tapi malah menyuruh menunggu di kursi taman.

231