Sukoharjo, Gatra.com – Perangkat Desa Cangkol ditemukan tak bernyawa usai terpeleset di aliran Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Dukuh Jetak RT 5/RW 9 Desa Cangkol, Mojolaban, Jum’at (21/1). Korban ditemukan 100 meter dari lokasi kejadian.
Korban yakni bernama Broto Raharjo (52) warga Dukuh Pengin RT 2/RW 1 Desa Cangkol, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo. Korban merupakan perangkat Desa Cangkol sebagai Kaur Pemerintahan.
Rescuer Basarnas Pos SAR Surakarta, Gohan Wijayana, mengatakan, pencarian korban menerjunkan 6 SRU. Dimana SRU 1 melakukan penyisiran sejauh 2.3 km, SRU 2 sejauh 1.4 km, SRU 3 sejauh 2.3 km, SRU 4 sejauh 1.4 km, SRU 5 sejauh 2 km dengan hasil nihil.
“SRU 6 melakukan penyisiran dan menemukan korban pada pukul 15.15 WIB,” katanya.
Korban ditemukan dengan jarak 100 meter dari lokasi awal tenggelam atau di koordinat 7°37'17.21"S 110°52'34.30"T.
“Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Korban dibawa ke rumah duka untuk diserahkan kepada keluarga,” terangnya.
Kadus 3 Desa Cangkol, Sutardi, menuturkan, korban bekerja sebagai Kaur Pemerintahan di Kantor Balai Desa Cangkol. Semula korban diminta mertuanya, Hadi Warsito, untuk mengisi bahan bakar minyak ke mesin pompa air di tepi aliran sungai Bengawan Solo, tepatnya di Dukuh Jetak RT 5/RW 9 Desa Cangkol, Mojolaban. Hal ini lantaran mertua korban tengah tidak enak badan.
“Disuruh mertuanya untuk mengisi bahan bakar habis, kebetulan Pak Hadi Warsito sakit,” ujarnya.
Namun, korban tak kunjung kembali ke rumah. Hingga akhirnya mertua korban menyusul ke lokasi keberadaan mesin pompa tersebut.
“Mertua korban ke lokasi dan hanya ada motor, orangnya tidak ada. Kembali ke rumah tanya istrinya dan tanya Broto apa sudah pulang? istrinya menjawab belum,” bebernya.
Istri korban, Dwi, kemudian mencari keberadaan suaminya ke Kantor Balai Desa Cangkol. Namun ia juga tidak menemukan.
“Mbak Dwi ke kantor ketemu saya sama Pak Kadus 4, lalu saya temui orang mancing dan tidak ada, lalu saya laporan ke Polsek untuk ditindaklanjuti,” imbuhnya.
Pencarian korban mengerahkan sekitar 100 relawan dari berbagai unsur potensir SAR. Metode pencarian korban yakni secara manual atau sistem penyisiran menggunakan alat bantu pelampung. Proses pencarian dimulai sekitar pukul 10.30 WIB dibantu warga sekitar.