Jakarta, Gatra.com – Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Prima Yosephine, mengatakan, campak bisa menyebabkan komplikasi berat.
“Yang khawatirkan dari campak ini adalah komplikasinya, karena komplikasi campak ini umumumnya berat,” katanya dalam konferensi pers virtual bertajuk “Update Perkembangan Campak di Indonesia” pada Jumat (20/1).
Baca Juga: Sekitar 28% Anak Rentan Tertular Campak
Ia menjelaskan, dampak komplikasi dari campak ini berat jika kondisi anak yang terpapar virus tersebut kurang baik, misalnya gizinya buruk. Biasanya, itu menyebabkan komplikasi diare hebat, bahkan radang paru dan otak.
“Infeksi di selaput matanya bisa menimbulkan kebutaan. Ini yang sebenarnya kita khawatirkan kenapa kita cegah campak,” ujarnya.
Prima menjelaskan, campak merupakan suatu penyakit yang disebabkan virus. Gejala umumnya adalah demam, batuk, filek, mata berair, dan timbul bintik-bintik kemerahan di kulit.
“[Bintik kemerahan] biasanya muncul 2–4 hari setelah dari gejala awalnya. Campak disebabkan oleh virus campak. Penularan dari droplet, percikan ludah saat batuk, bersin, bicara atau bisa melalui cairan hidung,” ucapnya.
Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular dan biasanya menular pada hari keempat sebelum dan setelah timbulnya bintik-bintik merah. Ketika bintik-bintik merah pada anak terpapar cacar mulai membaik dan sudah tidak demam, ini patut diperhatikan.
“Hati-hati jangan deket-deket sama anak yang belum diimunisasi kerena dia masih menularkan,” Prima menjelaskan.
Baca Juga: Virus Campak Dapat Menghapus Sistem Kekebalan Tubuh
Adapun tujuan pencegahan cacar, lanjut Prima, karena sangat menular dan tidak bisa dikendalikan kalau di daerah pengidap cacar itu banyak anak yang belum divaksin atau diimunisasi campak.
“Kalau kena anak yang keadaan umumnya, kondisinya jelek, gizinya jelek, maka anak ini pasti akan jatuh ke keadaan yang lebih berat karena komplikasi dan itu menyebabkan kematian,” ujarnya.