Jakarta, Gatra.com - Direktur Utam Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) buka-bukaan soal adanya pihak yang mencoba melobi untuk memonopoli penyaluran beras Bulog.
Ia menyebut beras impor yang baru didatangkan Bulog untuk stabilisasi harga dan pasokan kini justru jadi rebutan para mafia.
"Ada orang, enggak ngerti saya itu siapa. Berani telepon saya. Sontoloyo bagi saya kan, dia (mafia) enggak tahu siapa saya? Saya tegaskan, terutama kepada pedagang beras tugas Bulog itu bukan dagang, bukan cari untung impor," tutur Buwas saat konferensi pers di Kantor Pusat Perum Bulog, Jumat (20/1).
Ia menegaskan bahwa beras yang diimpor Bulog sebanyak 500 ribu ton hingga Februari 2023 ini bukan untuk kepentingan bisnis. Musababnya, kata dia, penugasan importasi kepada Bulog hanya dilakukan untuk stabilisasi harga beras di masyarakat.
Baca Juga: Buwas Geram, Ada Mafia Coba Monopoli Beras Pemerintah
Menurutnya, oknum-oknum yang melobi dia kerap terjadi juga saat menjabat sebagai Kabareskrim maupun Kepala BNN (Badan Narkotika Nasional). Namun, Buwas mengaku selalu menolak pihak yang melobi dirinya.
"Model-model gini ditawari buat berkolaborasi kejahatan dan pelanggaran. Ngapain gitu loh," ujarnya.
Adapun Buwas sebelumnya mengakui bahwa operasi pasar 100 ribu ton beras yang dilakukan Bulog di awal tahun ini terhambat, dengan adanya mafia yang ingin memonopoli penyaluran beras Bulog. Pasalnya, diketahui mafia yang dimaksud Buwas itu menjual beras dari Bulog dengan harga yang tinggi kepada para pedagang ritel lainnya.
Baca Juga: Debat Kusir Bulog dan Kementan Soal Pasokan Beras, Buwas: Jangan Cari Kambing Hitam
Buwas mengatakan Bulog menjual beras untuk stabilisasi harga sebesar Rp8.300 per kilogram kepada pedagang beras. Ia berharap harga beras medium di konsumen bisa lebih rendah di kisaran Rp9.000 per kilogram.
Menyitir Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok, Kementerian Perdagangan harga beras medium rata-rata nasional per 18 Januari 2023 sebesar Rp11.300 per kilogram, naik 0,89% dibandingkan harga pada 4 Januari 2023 sebesar Rp11.200 per kilogram.
"Yang paling tinggi harusnya sesuai dengan HET (harga eceran tertinggi) Rp9.450 per kilogram. Pasti dijual di atas HET oleh pedagang, salahnya orang yang memanfaatkan itu," ungkapnya.
Baca Juga: Bulog Jamin Stok Beras Aman 6 Bulan Kedepan, 500 Ribu Ton Ada di Luar Negeri
Ia menyebut saat ini stok beras di gudang Bulog sudah mencapai lebih dari 600 ribu ton. Beras itu berasal dari stok awal di gudang Bulog dan 200 ribu ton beras impor yang sudah datang dari sejumlah negara seperti Vietnam, Pakistan dan Thailand Buwas yakin jumlah stok tersebut mampu memenuhi kebutuhan operasi pasar hingga bulan puasa dan lebaran Idul Fitri (Maret-April 2023) mendatang.