Sleman, Gatra.com-Lewat penelitian lintas akademisi, inovasi dari Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta berupa kotak penyimpanan vaksin berpendingin aktif diluncurkan. Vaccar Bio hadir dari penelitian berjenjang sejak 2017.
Sempat diperkenalkan di Jakarta pada November tahun lalu oleh Bio Farma, Vaccar Bio resmi diluncurkan ulang di UII Yogyakarta Kamis (19/1) dan langsung diuji cobakan pada mitra kesehatan dan puskesmas untuk mendapatkan masukkan sebelum diproduksi massal.
“Ini mimpi yang menjadi kenyataan. Keprihatinan kami pada terbatasnya sarana penyimpanan vaksin portabel pada rantai distribusi menjadi pemicu memulai penelitian,” jelas Ketua tim peneliti Vaccar Bio UII Yogyakarta, Izzati Muhimmah.
Mengajak peneliti dan mahasiswa lintas fakultas, Izzati memulai penelitiannya dengan menghadirkan kotak portabel penyimpanan yang mampu menjaga suhu vaksin pada skala 2-8 derajat celcius. Pada kisaran suhu ini, vaksin diyakini tidak rusak dan masih bisa digunakan.
Hasilnya, kotak prototipe yang masih berbentuk seperti penanak nasi elektrik (Rice Cooker) ketika disampaikan ke pihak universitas mendapatkan respon dan pembiayaan awal sebagai proyek prioritas oleh Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) UII.
“Inilah yang kemudian menjadi dorongan kami untuk memperbaiki inovasi ini dari sisi kualitas, teknologi maupun desain. Ketika siap, pada 2019 kami menjajal menjalin kerjasama dengan Bio Farma untuk kemungkinan diproduksi massal,” lanjut dosen informatika ini.
Gayung bersambut, tertarik dengan inovasi yang ditawarkan Bio Farma memberikan hibah anggaran penelitian tambahan senilai Rp100 juta. Tak hanya itu, perusahaan bidang kesehatan ini juga memfasilitasi uji kotak penyimpanan portable ini pada kondisi cuaca ekstrim seperti panas gurun pasir dan suhu dingin dibawah 0 derajat celcius. Hasilnya, sistem yang dibangun oleh UII mampu mempertahankan suhu ideal vaksin dan tidak rusak.
“Awalnya kami menamakan inovasi ini ‘Portable Box’, namun saat dirunut nama ini sudah digunakan oleh perusahaan jasa pindahan. Dari berbagai rekomendasi, akhirnya nama Vaccar Bio menjadi pilihan,” jelas Izzati.
Diproduksi awal sebanyak 100 unit, UII mendapatkan 10 unit yang kemudian disalurkan ke fasilitas kesehatan mitra dan puskesmas. Langkah ini untuk mendapatkan gambaran terakhir tentang kenyamanan membawa Vaccar Bio oleh petugas lapangan sebelum masuk fase produksi massal.
Aman dan Efisien
Berbentuk kotak berukuran 50 centi meter persegi, Vaccar Bio memiliki ruang penyimpanan berkapasitas 2 liter atau mampu menampung 60 ampul vaksin. Mengandalkan sumber daya baterai, Vaccar Bio mampu menjaga suhu ideal untuk vaksin hingga 7 jam.
“Sebagai aspek keamanan, kami menambahkan sistem kunci elektronik yang kuncinya adalah password dan bisa ditentukan penggunanya,” lanjutnya.
Tim Engineering Bio Farma Said Saputra memaparkan kehadiran Vaccar Bio oleh UII merupakan inovasi yang bagus sekali dan mampu jawaban dari universitas pada berbagai tantangan dalam dunia kesehatan khususnya rantai pasokan.
“Vaccar Bio adalah kotak penyimpanan vaksin yang menggunakan sistem pendingin aktif (Aktif Cooling) yang pertama di Indonesia. Saat ini produk yang ada menggunakan sistem pendingin pasif (Passive Cooling),” katanya.
Dalam sistem pendingin pasif, untuk tetap menjaga suhu agar vaksin tidak rusak adalah dengan memasukan balok-balok es khusus yang dibekukan sehingga hanya bertahan tidak lebih dari tiga jam.
Dari banyak kasus, konsep ini sangat merepotkan kerja petugas lapangan karena bekerja dua kali akibat sempitnya waktu dan jarak tempuh. Sehingga pemberian vaksin pada satu titik harus dilakukan lebih dari sekali.
“Dengan daya penyimpanan hingga tujuh jam, penggunaan Vaccar Bio akan memperbanyak vaksin yang dibawa dan memperluas cakupan vaksin,” kata Said.
Selain memberikan UII 10 unit Vaccar Bio untuk diujicobakan. Bio Farma turut membagikan 90 unit Vaccar Bio ke puskesmas se-Indonesia untuk mendapatkan tanggapan akhir.