Jakarta, Gatra.com - Harga minyak pada perdagangan Kamis (19/1) ini diprediksi akan menguat di rentang US$80,35 - US$83,30 per barel. Sebelumnya perdagangan pasar Eropa pada Rabu kemarin (18/1) menunjukkan harga minyak naik di level US$81,65 per barel.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan menguatnya harga minyak dunia dipengaruhi sejumlah faktor, terutama sentimen positif dari lonjakan permintaan China.
"Pencabutan pembatasan ketat Covid-19 China akan menyebabkan pemulihan permintaan bahan bakar di importir minyak utama dunia," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Kamis (19/1).
Baca Juga: Tak Mencapai Target, SKK Migas Ungkap Penyebab Realisasi Lifting Minyak 2022 Turun
Menurutnya, pencabutan pembatasan Covid-19 di Negeri Tirai Bambu itu akan mendongkrak permintaan minyak global tahun ini ke rekor tertinggi yang baru. Di sisi lain pernyataan Badan Energi Internasional (IEA) yang menyebut pasokan minyak akan berkurang karena adanya sanksi batas atas terhadap Rusia, diperkirakan bakal mendorong naik harga minyak dunia.
Adapun laporan IEA diketahui senada dengan ekspektasi Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bahwa permintaan minyak dari China akan tumbuh sebesar 510.000 barel per hari pada tahun ini. Kendati OPEC tetap mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan global tahun 2023 tidak berubah.
"Tidak ada entitas tunggal lain yang akan memainkan peran yang lebih signifikan dalam membentuk neraca minyak selama beberapa bulan mendatang, apalagi membaiknya permintaan minyak 500.000 barel per hari pertanda positif untuk pasar," kata Analis Orbi Trade Berjangka, Vandy Cahyadi dalam riset hariannya.