Jakarta, Gatra.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi lifting minyak RI pada 2022 tidak mencapai target.
Adapun sepanjang 2022, lifting minyak hanya 612,3 ribu barel per hari (MBPOD) atau hanya 87,1% dari target APBN sebesar 703 ribu barel per hari. Padahal realisasi lifting minyak di 2021 mencapai 660,3 ribu barel per hari.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo mengungkapkan sejumlah faktor yang menyebabkan lifting minyak tahun 2022 turun. Menurutnya, pandemi Covid-19 menyebabkan penetapan target dan realisasi meleset dari yang diharapkan.
"Ini sebenarnya waterfall, dari awal kita menentukan target 703 MBPOD di Mei-Juni (2021), ini kan kita tahu 2021 ini kan banyak sekali uncertainty, Covid-19 masih besar," ujar Wahju dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/1).
Selain itu, faktor lainnya adalah banyaknya klaim dari lapangan yang menunjukkan pengurangan produksi lantaran usia sumur tua lebih cepat. Di sisi lain, kata dia, sejumlah sumur minyak juga diketahui tidak memenuhi target liftingnya dan adanya unplaned shut down.
"Tentunya ini menjadi input tersendiri untuk kita melakukan evaluasi di tahun ini," imbuhnya.
Sebagai informasi, selain target lifting minyak yang tidak memenuhi target, realisasi salur gas tahun 2022 juga hanya mencapai 5.347 MMSCFD atau 92,2% dari target APBN 2022 sebesar 5.800 MMSCFD. Realisasi salur gas tahun 2022 juga lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 5.505 MMSCFD.