Jakarta, Gatra.com - PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk baru-baru ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menggunakan kode emiten (BEER), produsen produk minuman keras melegenda merek "Cap Tikus 1978" ini menyerap dana IPO (initial public offering) sebesar Rp176 miliar.
Seiring dengan itu, PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk juga berencana memantapkan langkah ekspansi global ke sejumlah negara di Asia. Rencana tersebut menyusul langkah ekspor produk "Cap Tikus 1978" ke Jepang beberapa waktu silam.
"Kami juga mulai masuk ke Singapura. Kemudian juga, tentunya, kalau Soju untuk ke Korea. Jadi, yang pasti kami sudah akan masuk ke Singapura untuk tahun ini," jelas President Commissioner PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk Nicho Lieke, saat ditemui di kantor PT Jobubu Djarum Minahasa Tbk, Kamis (12/1).
Baca Juga: Target Investasi 2023 Naik Jadi Rp1.400 Triliun, Begini Cara Bahlil Mencapainya
Sebagai informasi, selain "Cap Tikus", PT Jobubu Jarum Minahasa juga memproduksi minuman beralkohol asal Korea Selatan, yakni Soju, dengan merk "Daebak Soju".
Nicho pun menjelaskan, sebagai produsen dari produk Indonesia, PT Jobubu Jarum Minahasa memiliki tugas untuk mendayagunakan sumber daya alam Tanah Air yang beragam dalam kegiatan produksinya.
"Mendayagunakan yang punya kita, seperti mangga, misalnya, untuk menjadi produk yang mempunyai daya jual tinggi," tutur Nicho.
Baca Juga: Setelah Kemarin Menguat, Begini Prediksi Harga Bitcoin Rabu Ini
Pasalnya, kata Nicho, dengan melakukan pendayagunaan sumber daya alam asal Indonesia, pihaknya dapat turut andil menyejahterakan petani dalam negeri, menggaet minat lebih banyak investor, dan melakukan hilirisasi.
"Kita bisa meningkatkan jumlah tenaga kerja yang bisa kita terima. Saat ini kita 30 ribu petani. Kita akan gunakan lebih daripada itu. Kita akan dayagunakan untuk maju bersama," ucapnya.
Nicho mengatakan, ia tidak ingin pasar Indonesia akhirnya kembali dijajah dengan produk-produk yang diimpor dari luar negeri. Oleh karena itu, ia memandang bahwa Indonesia perlu menunjukkan bahwa produk-produk lokal juga mampu bersaing di pasar global.
"Semuanya, produk kita dijajah. Semua dari luar. Sudah saatnya untuk kita tunjukkan kita bisa, tunjukkan bahwa kita negara yang besar, tunjukkan kita punya sumber daya, [baik] sumber daya alam dan sumber daya manusia," pungkas Nicho.