Depok, Gatra.com - Universitas Indonesia (UI) berhasil mempertahankan akreditasi “Unggul” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Akreditasi tersebut diperoleh berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT No. 40/SK/BAN-PT/Ak.Ppj/PT/I/2023 pada 13 Januari 2023. Peringkat akreditasi Perguruan Tinggi berlaku dari 28 Desember 2022 sampai dengan 28 Desember 2027.
Kepala Badan Penjamin Mutu Akademik (BPMA) UI, Prof. Sri Hartati Dewi Reksodiputro mengatakan, dengan terakreditasi “Unggul” berarti UI sudah mencapai standar tertinggi untuk penjaminan mutu akademik di tingkat nasional, baik dari sisi input, proses, dan output pembelajaran. “Akan tetapi, bagi UI peringkat akreditasi Unggul bukanlah tujuan akhir, karena untuk mencapai peringkat ke-5 besar Asia Tenggara (Renstra), UI masih perlu terus melakukan perbaikan dan peningkatan mutu akademiknya,” kata Sri.
UI sebelumnya sudah mendapat akreditasi “A” pada 2017 sesuai dengan Surat Keputusan BAN-PT Nomor 5239/SK/BAN-PT/Akred/PT/XII/2017. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan BAN-PT Nomor 2 tahun 2020 tentang Instrumen Suplemen Konversi (ISK) dan komitmen untuk peningkatan penjaminan mutu akademik, UI mengajukan konversi dari peringkat akreditasi “A” menjadi peringkat akreditasi “Unggul” pada 2 Agustus 2022. SK perpanjangan yang diperoleh saat ini untuk memastikan peringkat Unggul UI berlaku sampai 2027.
Dalam proses mencapai akreditasi “Unggul” ini, UI telah membentuk tim penyusun ISK Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) yang bertugas sejak November 2021. Tim Penyusun ISK AIPT UI ini diketuai Prof. Johny Wahyuadi dan beranggotakan 13 orang dengan tim pengarah yang terdiri dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Logistik, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, dan Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset.
Kriteria penilaian didasarkan pada ketentuan ISK. Hal yang dinilai meliputi rasio dosen tetap dan persentase dosen tidak tetap; ketersediaan dokumen Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI); efektivitas pelaksanaan SPMI; jumlah butir mutu yang melampaui ketetapan SN DIKTI; mekanisme penjaminan mutu menuju Outcome Based Education (OBE); perolehan status akreditasi program studi; dan jumlah publikasi ilmiah dosen tetap.
Prof. Sri Hartati menyatakan, selain menetapkan standar mutu, UI melaksanakan pemantauan pelaksanaan standar mutu di tingkat program studi. Selain itu, UI juga mengevaluasi mutu akademik dari proses pembelajaran melalui instrumen Evaluasi Internal Semesteran (EVISEM), Evaluasi Internal Tahuan (EVITAH), Audit Internal Akademik (AIA), Evaluasi Dosen oleh Mahasiwa atau Evaluasi Fasilitator oleh Mahasiswa (EDOM/EFOM), Evaluasi Mahasiswa mengenaiPendidikan dan Riset (EMPIRIS), dan Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran berbasis TIK (Monev E-Learning).
Dalam rangka pelaksanaan Continuous Quality Improvement (CQI), maka hasil evalusi dari masing-masing instrumen disampaikan ke fakultas untuk kemudian dilakukan pendampingan oleh BPMA. Tujuan akhirnya adalah peningkatan mutu yang terlihat pada pencapaian jumlah program studi yang berhasil mendapat peringkat tertinggi (Unggul) dari BAN-PT/LAM dan rekognisi melalui akreditasi internasional, seperti Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB); Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, dan der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN).
Selanjutnya, Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE); Royal Society of Chemistry (RSC); Association of MBA’s Accredited (AMBA), Alliance on Business Education and Scholarship for Tomorrow (ABEST21); dan Accreditation Agency in Health and Social Sciences (AHPGS).