Jakarta, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat garis kemiskinan (GK) Indonesia pada September 2022 naik 5,95% dibandingkan Maret 2022. Adapun penghasilan penduduk miskin pada September 2022 berdasarkan data BPS yakni sebesar Rp535.546 per bulan. Dengan demikian, jumlah penduduk miskin Indonesia pada September 2022 bertambah 200 ribu orang menjadi 26,36 juta penduduk.
Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan kenaikan garis kemiskinan September 2022 menjadi yang tertinggi dalam sembilan tahun terakhir sejak September 2013. Menurutnya, kenaikan garis kemiskinan saat itu mencapai 6,84% terjadi pasca-kenaikan harga BBM.
Meskipun pemerintah telah mengucurkan sejumlah skema bantuan sosial, Margo menyebut penyesuaian harga BBM pada September 2022 lalu diketahui juga telah menyebabkan kenaikan kebutuhan pangan dan nonpangan penduduk miskin.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa kenaikan BBM itu juga berdampak kepada harga komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat miskin," ujar Margo dalam konferensi pers, Senin (16/1).
Catatan BPS menunjukkan dibandingkan Maret 2022, harga beras di bulan September 2022 telah naik 1,46%. Menurut dia, meskipun kenaikan harga beras terlihat tipis, namun dampak yang dihasilkan terhadap daya beli masyarakat miskin juga besar. Pasalnya, beras menjadi pangan utama yang paling banyak dikonsumsi masyarakat miskin.
Selain itu, harga gula pasir juga naik 2,35%; tepung terigu naik 13,97%; cabai merah naik 43,6%; dan telur ayam ras naik 19,01%. Ia mengatakan kenaikan harga BBM berdampak pada peningkatan biaya produksi pertanian. Hal itu, juga mendorong sejumlah kenaikan harga pada komoditas pangan.
Adapun BPS mencatat bahwa komoditas makanan atau pangan berkontribusi sebesar 74,15% terhadap perhitungan garis kemiskinan. Sisanya, 25,85% disumbang dari kebutuhan bukan makanan (non-pangan)
Sementara untuk komoditas nonpangan, pada September 2022 juga terjadi kenaikan dibandingkan harga pada Maret 2022. Margo menuturkan bahwa harga pertalite naik 30,72%; solar naik 32,04%; pertamax naik 16%; kontrak rumah naik 0,97%; dan gas LPG 3 kilogram naik 1,58%.
"Jadi kenaikan harga BBM berdampak pada kenaikan harga-harga yang harus dibayar kelompok penduduk miskin. Ini berpengaruh terhadap daya beli penduduk miskin," ucapnya.
Di sisi lain, sambung Margo, peningkatan garis kemiskinan pada September 2022 juga didorong oleh kondisi ketenagakerjaan yang belum optimal. BPS mencatat sepanjang September 2022 telah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dominan pada sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki hingga perusahaan teknologi (startup).
"Dibandingkan sebelum masa pandemi, kondisi saat ini belum pulih seutuhnya, dilihat dari tenaga kerja belum sepenuhnya angkatan kerja terserap di pasar kerja akibat pandemi," imbuh Margo.