Moskow, Gatra.com – Perusahan minyak dan Gas Gazprom Rusia mengatakan akan mengirimkan 35,5 juta meter kubik (mcm) gas ke Eropa melalui Ukraina pada hari Jumat (13/1).
Pengiriman itu sejalan dengan apa yang dilaporkan pada Januari 2023, meski angkanya turun sekitar 15 persen pada pengiriman harian yang terlihat pada bulan-bulan terakhir tahun 2022.
Ekspor gas Rusia ke Eropa melalui pipa anjlok ke level terendah pasca-Soviet pada tahun 2022, karena pelanggan terbesarnya memotong impor karena konflik di Ukraina. Selain itu, pipa utama rusak akibat ledakan misterius, sebagaimana data Gazprom dan perhitungan Reuters.
Baca Juga: Saham Gazprom Rusia Melonjak 30%, Untung Rp 614 Triliun dalam 6 Bulan
Uni Eropa, yang secara tradisional merupakan konsumen minyak dan gas terbesar Rusia, telah bertahun-tahun berbicara bagaimana mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia, namun Brussel menjadi serius setelah Kremlin mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari.
Ekspor gas langsung Rusia ke Jerman, ekonomi terbesar Eropa, dihentikan pada September menyusul ledakan di pipa Nord Stream di Laut Baltik.
Swedia dan Denmark sama-sama menyimpulkan bahwa empat kebocoran di Nord Stream 1 dan 2 disebabkan oleh ledakan, namun belum menyebut siapa yang mungkin bertanggung jawab.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut kerusakan itu sebagai tindakan sabotase.
Baca Juga: Gazprom Rusia kembali Kurangi Pengiriman Gas Nord Stream ke Eropa
Rusia menuduh personel angkatan laut Inggris berada di balik ledakan itu, sebagaimana klaim yang menurut London itu salah.
Ekspor gas Rusia melalui pipa Nord Stream 1 mencapai rekor tertinggi 59,2 bcm tahun lalu.