Jakarta, Gatra.com-Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah akan mengguyur beras ke pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Hal itu seiring mulai bertambahnya stok beras di gudang Bulog dari importasi 200 ribu ton sejak Desember 2022 lalu.
"Sekarang kekuatan di (gudang) Kelapa Gading ini ada 40.000 ton, sudah keluar sekitar 4.000 atau 6.000 ton," ujar Arief di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jumat (13/1).
Baca juga: Penyaluran Beras Capai 1,2 Juta Ton, Bulog Klaim Cetak Sejarah Baru
Ia mengatakan Bulog tengah menyiapkan 35.000 ton beras untuk menstabilisasi harga di Jabodetabek melalui PIBC. Beras itu terdiri dari sisa stok beras di Gudang Bulog dan sebagian beras impor yang baru datang dari Vietnam, Thailand dan Pakistan.
Menurut dia, saat ini kapasitas stok beras di PIBC berada di angka 24.000 ton dan akan ditambah dengan beras Bulog menjadi lebih dari 30.000 ton.
"Caranya diguyur, jangan kecipratan," kata Arief.
Baca juga: Kata Zulhas Soal Harga Beras Mahal
Ia pun menekankan bahwa cadangan beras Bulog saat ini dipercepat penyalurannya untuk operasi pasar. Mengingat harga beras di tingkat konsumen untuk jenis medium terus mengalami kenaikan.
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP) harga beras medium di tingkat konsumen per 12 Januari 2023 mencapai Rp11.300 per kilogram, naik 1,8% dibandingkan sebulan sebelumnya per 13 Desember 2022 sebesar Rp11.100 per kilogram.
Melalui operasi pasar, pemerintah, kata dia menetapkan harga beras medium di kisaran Rp8.300-Rp8.900 per kilogram di tingkat pedagang. Sementara di tingkat konsumen pemerintah menetapkan harga sekitar Rp9.450 per kilogram. Arief meminta Satgas Pangan dari Polri untuk mengawal operasi pasar sehingga tidak ada pedagang-pedagang nakal.
"Satgas pangan dititipin pesan kawal harganya kawal distribusinya. Teman-teman yang pedagang ini tolong dijaga jangan ada berita ada mafia," imbuhnya.