Jakarta, Gatra.com - Terdakwa kasus perintangan penyidikan (Obstruction of Justice) pembunuhan Brigadir J, Arif Rachman Arifin mengaku menyesal karena telah bersikap terlalu loyal pada pimpinannya.
Adapun, hal tersebut Arif utarakan untuk menjawab pertanyaan tim kuasa hukumnya, Marcella Santoso, dalam sidang pemeriksaan terdakwa pada hari ini, Jumat (13/1).
"Pribadi, saya menyesal terlalu percaya dan loyal terhadap pimpinan saya," ujar Arif Rachman Arifin, dalam persidangan, Jumat (13/1).
Arif menjelaskan, dalam perkara perintangan penyidikan yang kini menjeratnya itu, ia terlalu percaya dan menganggap bahwa perintah yang pimpinannya berikan itu merupakan suatu perintah yang benar.
"Mungkin ke depannya, karena saya, terus terang selalu banyak berpikir positif dibandingkan berpikir negatif ya, dan ternyata setelah pengalaman ini, saya berpikir juga, ternyata negative thinking itu juga perlu ditanamkan, karena melihat apa yang saya alami dari periode Juli sampai dengan hari ini," tuturnya.
Arif pun menyatakan, ayahnya, yang juga merupakan seorang senior di kepolisian pula berpesan pada Arif untuk terus berani dan tidak takut dalam melawan apabila benar. Oleh karena itu, Arif pun mengaku dirinya sudah mulai berani melawan ketika ia pertama kali diperiksa di Biro Pertanggungjawaban Profesi (Wabprof) Divisi Propam Polri.
Arif menegaskan, ia telah mengungkapkan seluruh hal yang diketahuinya bahkan sejak pemeriksaan pertamanya itu. Ia juga menekankan, hingga saat ia duduk di kursi pesakitan sebagai terdakwa pada hari ini, Jumat (13/1), ia sudah mengungkapkan semua hal yang ia alami dan ketahui di muka persidangan dan tak ada keterangan lain yang masih ia tutupi.
Sebelumnya, Arif juga mengaku menyesal karena pimpinannya tidak memiliki sikap bertanggung jawab. Padahal, menurutnya, seorang pemimpin sudah selaiknya bertanggung jawab, dan tidak akan pernah mengorbankan anak buah untuk suatu perkara.
"Prinsip saya, kalau saya jadi pimpinan, saya harus tanggung jawab terhadap bawahan saya. Saya pikir Pak Jaksa juga sama kalau menjadi pimpinan, tidak mau mengorbankan anak buah," ungkap Arif, dalam persidangan tersebut.