Jakarta, Gatra.com- Penawaran Initial Public Offering (IPO) PT Data Sinergitama (ELIT) mengalami kelebihan pesanan hingga 33 kali dari 500 juta lembar saham yang ditawarkan. Terdapat lebih dari 30.000 investor yang memesan, baik investor institusi hingga investor ritel yang berstatus asing maupun lokal.
"Oversubscribed terjadi karena investor yang antusias terhadap prospek cerah perusahaan yang bergerak di sector IT, mengingat sektor ini sedang bersinar karena program transformasi digital dan besarnya kebutuhan pusat data dengan teknologi cloud computing,” ujar Presiden Direktur Elitery, Kresna Adiprawira dalam keterangan tertulis diterima Gatra.com, Kamis (12/1). Baca juga: Produsen Wine Asal Bali Resmi IPO, Harga Saham Dibuka Mulus di Zona Hijau, Naik 34,88%
Sebagai informasi ELIT resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Januari 2023 lalu dan telah merampungkan proses penawaran saham perdana. Per 9 Januari 2023, tercatat volume transaksi sebanyak 706.516.100 (Saham), dan data terupdate per 11 Januari 2023 tercatat 541.054.000 (Saham).
Per 9-12 Januari 2023, tercatat volume transaksi sebanyak 3.216.815.800 saham. Hal ini menjadikan saham ELIT masuk dalam top tiga penjualan saham dalam empat hari masa perdagangannya. Kresna menyebut kondisi tersebut menunjukan antusias yang luar biasa dari masyarakat kepada Perseroan. Baca juga: Emiten Pendidikan Ini Resmi IPO, Harga Saham Dibuka Amblas di Zona Merah
International Data Corporation, perusahaan riset pasar global, memproyeksikan nilai pasar bisnis penyimpanan virtual komputasi awan (cloud) di Indonesia (RI) tembus US$ 933,63 juta pada 2023 atau tumbuh 25% dari pencapaian tahun 2022 sekitar US$ 747,15 juta. Pertumbuhannya didukung adopsi yang terus meningkat, terutama pada korporasi dan dorongan digitalisasi oleh pemerintah.
Dengan IPO ini, Kresna berharap rasa percaya pasar terhadap ELIT semakin meningkat. Sehingga harga dapat terus meningkat dan investor pun melakukan investasi jangka panjang pada perusahaan.
"Untuk aksi korporasi perseroan tidak hanya akan berhenti di penawaran perdana saja, manajemen akan selalu mengedepankan sistem tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) yang baik dalam menjalankan perseroan, ini juga menjadi semangat bagi para Eliters untuk terus memberikan yang terbaik bagi perusahaan,” kata dia. Baca juga: SMF Rilis EBA-SP SMF-BTN07 Senilai Rp500 Miliar
Kresna menyebutkan, perseroan masih sangat optimis terhadap performa keuangan mengingat prospek sektor IT dan kebutuhan cloud computing yang kian meningkat di Indonesia. Menurutnya, peluang bisnis yang besar juga tercermin dari tinggi jumlah perusahaan yang membutuhkan teknologi digital.
"Hampir seluruh perusahaan atau 100 persen perusahaan di Indonesia mempunyai data digital, jadi mereka memerlukan data center virtual (cloud)," pungkas Kresna.