Karawang, Gatra.com - Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mendorong industri tembakau untuk aktif meningkatkan ekspor melalui produk yang inovatif. Hal itu seiring dengan persaingan industri yang semakin ketat hingga banyak peraturan yang mengikat terhadap produk hasil tembakau.
Ia menyebut, salah satu industri yang telah merealisasikannya yakni PT Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP) yang mulai mengekspor produk inovatif tembakau dipanaskan atau rokok bebas asap. Adapun tujuan ekspor perdana rokok bebas asap tersebut yaitu Filipina dan Malaysia.
"Ini merupakan berita yang sangat positif untuk perkembangan industri nasional, sehingga menjadi percontohan bagi industri lainnya untuk meningkatkan kontribusi ekspor," ujar Putu yang mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Peresmian Fasilitas Produksi dan Pelepasan Ekspor Perdana Produk Tembakau Inovatif Bebas Asap di PT HM Sampoerna Tbk Karawang, Kamis (12/1).
Ia menyebut, produsen rokok yang berada di bawah naungan raksasa Philip Morris International ini telah mengucurkan investasi untuk produk rokok bebas asap tersebut hingga US$166,1 juta. Adapun kapasitas produksi rokok bebas asap ditargetkan mencapai 15,45 miliar batang per tahunnya.
Di dalam produksi produk tembakau dipanaskan, PT HMS telah melibatkan 500 pekerja terampil yang didukung fasilitas pengembangan dan penelitian (Research dan Development/R&D). Putu mengatakan HMS telah mengeluarkan dana investasi hingga US$600 ribu untuk kebutuhan R&D.
Lebih lanjut, Putu mengatakan untuk mendukung pengembangan inovasi produk tembakau yang dipanaskan, pemerintah telah menyusun dan menetapkan standar nasional Indonesia (SNI) pada tahun 2020 lalu. "SNI ini sudah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional (BSN) sebagai panduan bagi kita semua," tuturnya.
Karena itu, Putu berharap nantinya akan banyak industri yang turut berinovasi dan meningkatkan ekspornya. Musababnya, menurut dia industri hasil tembakau memang tidak bisa dipungkiri lagi kontribusinya terhadap devisa negara dan perekonomian nasional.
"Meningkatkan ekspor seperti yang dilakukan MHS bisa meningkatkan devisa negara dan menjadi suatu kembagaan bagi industri hasil tembakau nasional. Harapannya Indonesia bisa menjadi salah satu pusat produksi produk hasil tembakau yang menguasai pasar ekspor," imbuhnya.