Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengevaluasi menteri di tengah HUT PDI-P ke-50 pada Selasa (10/1). Megawati menyebutkan tiga menteri di tengah pidatonya.
Megawati mengatakan ia sempat diminta mendukung Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional pada 13 Agustus 2022. “Oke, why not?” tanyanya di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1).
Megawati menekankan jika kaum lelaki merasa kekuatan kaum perempuan lebih lemah, maka ia menyinggung apakah sudah pernah mendengar kabar bahwa ada bapak-bapak yang melahirkan.
“Hayo, saya tantang! Aku bilang bukan akan jadi keajaiban dunia. Enak bae! Kene kon manak terus, tapi kalau udah anak’e ga diurus,” selorohnya.
Dari hal ini, Megawati menegur Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy untuk menyadarkan kaum laki-laki untuk sadar akan kekuatan perempuan dalam memimpin.
Megawati menyebutkan Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi yang cakap dalam berbahasa Inggris. “Bu Retno itu Menlu, saya nyuwun banget sama pak Jokowi loh. Saya mau Menlu-nya kali ini perempuan! Iku mba Retno iku iso kok iso? Can speak English,” ujarnya.
Megawati mengatakan memang banyak orang yang bisa berbahasa Inggris seperti Menlu Retno, sehingga Megawati bertanya-tanya sambil iri dan berkata “Keno opo yo? Kalo boleh, nggak usah bahasa Inggris.”
Megawati menyampaikan anak Indonesia saat ini, terutama di Jakarta dan kota lainnya, sudah fasih berbahasa Inggris. Namun, tidak dibicarakan apakah dapat berbahasa daerah. Megawati juga mengulik data dari BRIN bahwa ada bahasa daerah yang sudah punah.
Dari hal ini, Megawati memanggil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim untuk mencari literatur bahasa daerah agar dapat dipertahankan.
“Itu ada pak Nadiem mbok ya selain speak English gitu, ntar ibu Mega dibilang ‘norak, deh, bu Mega’. Bahasa Inggris kayak jowo gitu kan kalau ada yang wawawa, kalo bahasa Inggris menunjukkan bisa bahasa asing,” ucapnya.
Megawati membuktikan bahwa saat dirinya ke Jawa Tengah, bahasa Jawa-nya terpakai dan lancar melontarkannya. “Iya. Buktinya waktu saya ke Jawa Tengah, mateng, aku Jawa Tengah, aku bisa coro Jowo. Coba kalo Jawa Tengah, (bahasa) Indonesia melulu. Nggak gathok dah,” ujarnya sambil tertawa.