Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menyebutkan teriakan ‘Ganjar Presiden’ oleh kader PDI-P dianggap sebagai demokrasi Indonesia, meskipun belum mengumumkan siapa calon presiden untuk Pilpres 2024.
“Kita kan demokrasi Indonesia. Orang menyampaikan ekspresinya boleh. Kalau tadi ada Pak Ganjar presiden, kemarin ada Mbak Puan presiden,” kata Hasto di JIExpo Kemayoran dalam HUT PDI-P ke-50, Selasa (10/1).
Hasto membenarkan memang kedua nama tersebut terus digaungkan oleh para kader PDI-P dan tidak ada nama yang lain karena menurutnya, seperti ditegaskan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, bahwa PDI-P ingin kader internal partai yang telah disiapkan dengan baik.
Saat ditanyakan apakah pada acara 1 Juni di Gelora Bung Karno mendatang akan ada pengumuman calon Presiden, Hasto membantahnya.“Capres memang akan diumumkan pada momentum yang tepat. Dan 1 Juni lebih pada peneguhan," katanya. Peneguhan tersebut, bagi Hasto, bergantung pada jalan ideologi dan falsafahnya.
“Ketika kita mengimplementasikan Pancasila di dalam kebijakan politik negara itu landasan falsafahnya yang disepakati dalam BPUPKI itu lebih ke sana. Sedangkan nanti momentum capres akan dilakukan pada momentum lain,” terangnya.
Hasto menegaskan Megawati memang sudah mengantongi nama calon presiden yang akan diusung, namun ia menekankan kader internal partai dalam pengertian berpolitik itu dalam perspektif yang ideal.
Perspektif berpolitik yang ideal ini-lah yang memang menyiapkan perspektif kader partai yang telah digembleng.Namun, PDI-P juga harus melihat realitas bahwa Indonesia begitu besar, sehingga ada segmentasi partai politik menjadi representasi dari rakyat.
“Maka, ini nanti akan ditentukan bagaimana segmen-segmen politik ini dikalibrasikan, menjadi sesuatu kekuatan rakyat. Di situlah nanti muncul capres dan cawapres yang diterima,” terangnya.
Hasto menyebutkan tidak hanya dari PDI-P, namun juga ada gabungan partai politik dalam kerja sama calon Presiden dan wakil presiden.