Jakarta, Gatra.com – Banten masuk dalam 5 provinsi dengan angka inflasi terendah tahun ke tahun (year on year/ YoY) Desember 2022. Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, menyampaikan langkah-langkah yang telah dilakukan pihaknya untuk menekan angka inflasi.
Al Muktabar dalam keterangan tertulis, Selasa (10/1), mengatakan, pihaknya melakukan beberapa langkah konkret sehingga angka inflasi YoY di Provinsi Banten sebesar 4,56%. Adapun inflasi nasional mencapai 5,51%. Langkah-langkah tersebut, lanjut dia, di antaranya:
1. Melaksanakan operasi pasar murah bagi masyarakat.
Pemerintah Provinsi Banten telah melakukan sebanyak 85 kali operasi pasar murah sejak yang Maret hingga Desember 2022.
“Kita melakukan operasi pasar murah secara terus menerus yang disinergikan dengan program perlindungan sosial, penurunan stunting, dan usaha ekonomi produktif,” kata Al Muktabar.
Baca Juga: Gara-gara Dua Komoditas Inflasi Desember Kepri Melambung
2. Sidak ke Pasar
Pihak Pemprov Banten secara intens melakukan sidak ke berbagai pasar di wilayahnya. Selain itu, mengunjungi para distributor kebutuhan pokok dan lainnya untuk mencegah aksi penimbunan barang yang dapat memicu kenaikan angka inflasi. Kunjungan ini juga untuk memastikan keamanan stok dan harga barang.
3. Kerja Sama Antardaerah
Al Muktabar menyampaikan, pihaknya meningkatkan kerja sama antardaerah, di antaranya mendorong Badan Usaha Milik Daerah (BUMN) untuk mengoptimalkan kinerjanya sehingga mampu mennyediakan sumber bahan pokok yang dibutuhkan.
“Kita juga melakukan langkah-langkan yang terukur terkait kerja sama antardaerah yang terus kita optimalkan sehingga bisa membantu kita dalam mempersiapkan berbagai komoditi,” ujarnya.
4. Kolaborasi dengan Tim Penggerak PKK
Aksi lainnya, adalah berkolaborasi dengan Tim Penggerak PKK yang mepunyai jaringan dan kegiatan organisasi hingga tingkat rumah tangga. Salah satu aksinya, melakukan gerakan menanam bahan pangan untuk ketahanan pangan keluarga.
Melalui gerakan tersebut, setiap keluarga diharapkan bisa mencukupu kebutuhan pangannya secara mandiri sehingga tidak harus membeli semua kebutuhan pangan mereka.
5. Merealisasikan Dana Biaya Tidak Terduga dan Insentif
Upaya selanjutnya, Pemprov Banten merealisasikan dana Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dialokasikan untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi melalui perlindungan sosial seperti bantuan usaha.
“Lalu kita juga menyiapkan dana insentif daerah atas kinerja yang diberikan. Seperti membelikan beras untuk stok pangan,” katanya.
6. Subsidi
Ia mengungkapkan, Pemprov Banten juga menggunakan APBD secara spesifik guna mendorong subsidi ke sektor yang berkaitan, seperti untuk dukungan transportasi untuk menekan angka inflasi.
7. Kolaborasi Antarkepala Daerah
Dari segala upaya yang diterapkan dalam pengendalian inflasi, kata Al Muktabar, Pemprov Banten terus mencoba hal-hal yang memungkinkan bisa menekan angka inflasi dengan memperkuat kolaborasi antarkepala daerah.
“Harapannya, kita terus berkolaborasi dalam mengendalikan inflasi, karena agregat provinsi ini hasil dari kerja di kabupaten/kota. Dan saya harap kepala daerah mampu mengetahui persis masalahnya agar kita bisa menggunakan metode yang tepat,” ujarnya.
Adapun lima provinsi dengan tingkat inflasi terendah di Indonesia pada 2022, yakni Maluku Utara (Malut) sebesar 3,47%, Papua Barat 3,87%, Sulawesi Utara 4%, DKI Jakarta 4,21, dan Banten 4,56%. Sedangkan lima provinsi dengan tingkat inflasi tertinggi adalah Sumatera Barat (Sumbar) 7,43%, Sulawesi Tenggara 7,39, Kalimantan Selatan 6,99%, Riau 6,81%, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) 6,65%.
Pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual, Senin (9/1/2023), Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Memendagri), M Tito Karnavian, menyampaikan apresiasi kepada Al Muktabar atas keberhasilan Banten dalam mengendalikan inflasi.
Baca Juga: Gara-Gara Komoditas Ini, Inflasi Desember 2022 Naik Lagi Capai 5,51%
“Minggu lalu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi Provinsi Banten Year on Year (YoY) menduduki posisi 8 besar terendah Nasional dengan angka 5,34% di bawah rata-rata Nasional 5,42%. Dan minggu ini berada di posisi 5 besar terendah Nasional sebesar 4,56%, di bawah rata-rata Nasional,” kata Tito.
Menurutnya, Pemprov Banten juga berhasil memanfaatkan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) sebagai upaya dalam mengendalikan inflasi di akhir tahun. Menjelang akhir Desember, sudah kita perkirakan dapat terjadi kenaikan harga. Hal tersebut sudah dibahas dengan bisa memanfaatkan dana BTT seperti dalam kegiatan pasar murah.
“Provinsi Banten sudah mengerjakan paparan itu, terima kasih. Ini bisa kita jadikan pembelajaran bagi kita semua,” ujar Tito.