Jakarta, Gatra.com - Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 2015-2020, Romahurmuziy kembali terjun ke dunia politik usai dibebaskan atas kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama (Kemenag) pada tahun 2019 lalu di Jawa Timur.
Romy sapaan akrabnya pun menampik dengan pendapat masyarakat terkait dengan status dirinya sebagai mantan narapidana.
"Kalo saya menganggap itu sebagian dari hak berpendapat, karena setiap masyarakat Indonesia memiliki pendapat beragam tentang itu," ucapnya saat ditemui oleh awak media usai perayaan HUT PPP ke-50 tahun di Kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, Kamis (5/1).
Ia mengatakan bahwa dengan debut kembali sosok dirinya juga berhak untuk menduduki jabatan politik tersebut.
"Dan dari seluruh pandangan masyarakat maupun rekan-rekan yang dari DPP partai meminta mereka untuk menyampaikan tidak ada pencabutan hak politik sama sekali dan itu artinya tidak ada satu pun hak politik yang dilarang untuk saya menduduki itu," imbuhnya.
Romy membantah bahwa dirinya keluar dari partai PPP semenjak ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
"Saya tidak pernah keluar dari PPP, jadi saya tidak bergabung. Rekan-rekan diminta untuk menjadi Ketua Majelis Pertimbangan partai karena dari waktu ke waktu itu tradisi di PPP kalau mantan Ketum partai selalu menjadi Ketua Majelis Pertimbangan,"
Lebih lanjut Romy menyebut meskipun dirinya pernah melakukan kesalahan di masa lalunya, tetapi agama memiliki konsep 'taubat'.
"Semua agama itu mengenal konsep pertobatan jadi kalau kita kemudian menyoal orang yang pernah memiliki persoalan hukum untuk berkiprah kembali. Sama dengan menyoal seorang dokter yang mengalami malpraktik tetapi tidak dicabut haknya tapi dia tidak boleh berpraktek lagi," tambahnya.
Di akhir, Romy mengingatkan untuk tidak tersulut emosi mengingat dirinya pun memang sudah didukung penuh oleh kader PPP.
"Anda tidak setuju boleh tapi dibalik itu juga ada yang setuju karena rekan-rekan bisa melihat dari sosial media saya yang memang dukungan dari kader di bawah. Saya tidak pernah menyangka sebesar itu dan ini yang mungkin ditangkap DPP PPP sehingga meminta saya bergabung," tandas Romy.