Jakarta, Gatra.com - Richard Eliezer alias Bharada E menegaskan bahwa perintah yang Ferdy Sambo katakan padanya di rumah pribadi Sambo di Jalan Saguling III, Jakarta Selatan, adalah perintah untuk membunuh Brigadir J. Ia pun menepis pernyataan bahwa Sambo telah memerintahkannya dengan kata "hajar" maupun "back-up".
Hal itu Bharada E ungkapkan ketika Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso menanyainya mengenai momen setelah Ricky Rizal menyampaikan pada Bharada E bahwa Ferdy Sambo memanggilnya ke lantai 3 rumah Saguling.
Di sanalah, Sambo kemudian mengatakan pada Bharada E mengenai peristiwa pelecehan yang disebutnya terjadi pada Putri Candrawathi di Magelang, Jawa Tengah. Sambo pun memerintahkan Bharada E untuk membunuh Brigadir J akibat peristiwa itu.
"Habis itu, dia (Sambo) merapat begini ke saya, Yang Mulia, baru dia lihat ke saya, 'Nanti kamu yang bunuh Yosua ya'. Dia bilang ke saya, 'Kalau kamu yang bunuh, saya yang akan jaga kamu, tapi kalau saya yang bunuh, enggak ada yang jaga kita lagi, Chad'," kata Bharada E dalam sidang pemeriksaan terdakwa, pada Kamis (5/1).
Mendengar pernyataan itu, Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso pun langsung mengonfirmasi kepada Bharada E mengenai perintah yang Sambo tuturkan kepadanya saat itu.
"Perintah saudara terdakwa Ferdy Sambo saat itu 'bunuh'?" tanya Hakim Ketua.
"Bunuh," kata Bharada E.
Hakim Ketua pun menanyai Bharada E sejumlah kata, yang sebelumnya sempat Sambo klaim sebagai kata yang ia utarakan pada Bharada E dalam perintah penembakan itu.
"Bukan 'hajar'?" tanya Wahyu Iman.
"Bukan, Yang Mulia," jawab Bharada E.
"Back-up?"
"Tidak ada [kata itu], Yang Mulia," tegas Bharada E lagi.
Bharada E pun menegaskan kepada Majelis Hakim bahwa perintah yang Sambo tuturkan padanya saat itu terucap dengan jelas. Di mana Sambo memerintahkan Bharada E untuk membunuh Brigadir J.
Namun demikian, menurut Bharada E, ketika kalimat itu Sambo ucapkan, Sambo masih belum memberi tahunya mengenai seperti apa cara yang akan digunakan untuk menghabisi nyawa Brigadir J.
Hanya saja, menurut Bharada E, perintah itu telah membuatnya takut. Namun, ia tak dapat menolak perintah itu karena tak memiliki keberanian, sehingga ia hanya menjawab Sambo dengan kalimat, "Siap, Bapak".