Surabaya, Gatra.com -- Dua tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, turut ambil bagian dalam pengembangan serta uji statis roket buatan anak bangsa yang bernama R-Han 450 dan uji terbang RX200-TC.
Uji coba tersebut dilakukan di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (BUTPAAG-LAPAN), Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Wakil Ketua Pusat Penelitian Internet of Thing dan Teknologi Pertahanan (IoTTP) Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS, Dr Widyastuti mengatakan, pengujian statis R-Han 450 yang dilakukan pada Oktober lalu itu berfokus pada bagian tabung dan nosel roket. Pada pengujian ini roket dikunci statis, sedangkan propelan di dalam bagian tabung roket dibakar dan diberlakukan kondisi operasi.
“Dari pengujian tersebut, secara bersamaan perilaku tabung dan nosel diamati,” terang Wiyastuti, Senin (02/01).
Baca Juga: ITS Kembangkan Sistem Monitoring Pesawat Udara Tanpa Awak
Pengujian roket pertahanan dan eksperimental ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas pada beberapa bagian roket yang sudah dikembangkan sebelumnya. Pengujian ini juga dilaksanakan bersama dengan tim gabungan Puslitbang Alpahan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, PT Dahana, Pusat Riset Teknologi Roket Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA).
Tujuan lain dari pengujian tersebut adalah untuk mengetahui kesesuaian konstruksi, kemampuan kerja, waktu pembakaran, gaya dorong, nilai tekanan, dan kapasitas lainnya dari roket R-Han 450 terbaru itu. Pada hari berikutnya, dilanjutkan dengan peluncuran RX200-TC. Namun, dikarenakan adanya kendala pada detektor yang digunakan, uji terbang dari roket eksperimental tersebut harus ditunda dan dilaksanakan tes peluncuran kembali di Pantai Karang Papak, Garut pada 21 Desember lalu.
Baca Juga: ITS Kenalkan Mobil Listrik Multiguna MEvITS, Bagaimana Performanya?
Widya mengatakan terdapat dua tim ITS yang terlibat dalam pengembangan program ini. Tim pertama ialah Riset Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) yang juga diketuainya. Tim tersebut berfokus pada pengembangan material tipnosecone R-Han 450 dengan berbahan Thermal Barrier Coating (TBC) yang tidak mengganggu telemetri. Pengembangan itu didanai oleh BRIN dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Tim kedua dari ITS terdiri dari Prof Hamzah Fansuri, dan Alief Wikarta. Tim tersebut bertanggung jawab pada program Riset Produktif Invitasi LPDP mengenai penelitian Extruded Double Base (EDB) Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) 70. Fokus utama dari tim ini ialah pengembangan propelan atau bahan pendorong dari roket FFAR-70 yang nantinya akan dilakukan pengujian pada tahun ketiga penelitian.
Oleh karena itu, tim tersebut ikut serta dalam melihat uji statis R-Han 450 dan uji terbang RX200-TC. Hal itu bertujuan untuk bisa mengobservasi proses uji statis dan uji terbang guna persiapan EDB FFAR-70.
Baca Juga: Optimalkan Pengolahan Sampah Rumah Tangga, Mahasiswa ITS Inovasikan FORE
“Jadi salah satu tujuannya ini untuk memberikan gambaran kepada peneliti saat pengujian statik dan dinamik yang nantinya diterapkan pada FFAR-70,” ungkap dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS tersebut.
Setelah pengujian roket ini, Widya mengharapkan ke depannya produk-produk inovasi yang telah diteliti dan dikembangkan ITS dapat diaplikasikan pada produk pertahanan keamanan (hankam) sesuangguhnya.
“Semoga dari produk tipescone R-Han 450 yang telah dibuat dan FFAR-70 yang sedang dilakukan penelitian dapat berguna untuk sistem pertahanan Indonesia,” harapnya.