Jakarta, Gatra.com - Di tengah kondisi ekonomi global yang bergejolak, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kinerja pasar modal sepanjang 2022 masih menunjukkan tren pertumbuhan yang baik.
Meningkatnya suku bunga acuan hampir di seluruh dunia, penguatan indeks Dolar AS membuat depresiasi Rupiah terus berlangsung, hingga arus keluar modal (capital outflow) terjadi di 2022. Kendati, di tengah peningkatan kredit perbankan, sumber pendanaan dari pasar modal masih menjadi andalan dunia usaha.
"Indonesia masih menunjukkan confidence, terlihat dari banyaknya perusahaan yang melakukan IPO (initial public offering)," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBNKita secara virtual, Selasa (3/1).
Baca Juga: Jumlah Investor Pasar Modal Naik 9 Kali Lipat, 50% Lebih dari Kalangan Milenial dan Gen Z
Sri Mulyani membeberkan, sepanjang 2022 terdapat 65 emiten saham baru yang masuk ke pasar modal dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp33 triliun. Salah satu IPO dengan dana terbesar yaitu Gojek Tokopedia (GOTO) mencapai Rp13,7 triliun. Selain itu, diikuti PT Global Digital Niaga (BELI) dengan dana mencapai Rp8 triliun.
Secara keseluruhan, ia menyebut realisasi dana yang dihimpun dalam pasar modal baik melalui IPO, right issue, penerbitan obligasi dan sukuk oleh korporasi maupun negara pada 2022 mencapai Rp270 triliun.
Baca Juga: Sri Mulyani Minta Regulator Lindungi Pemodal Kecil
Adapun salah satu peformas terbaik IHSG di pasar global pada 2022 yaitu masih meningkat 4,1% dengan kapasitas pasar hampir mencapai Rp9.500 triliun.
"Hal ini sangat bagus kondisinya dibandingkan konteks dunia yang mengalami gejolak," ucapnya.
Sebagai informasi, per Desember 2022 masih terdapat sejumlah emiten yang berencana IPO sebanyak 59 emitern dengan nilai mencapai Rp54,5 triliun. Selain itu, rencana pendanaan dari right issue mencapai Rp14,3 triliun dan bursa efek atau sukuk dengan atau tanpa penawaran umum sebesar Rp12,7 triliun.