Jakarta, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2022 sebesar 5,51% secara tahunan (year on year). Angka itu lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan pada November 2022 sebesar 5,42%.
Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan kenaikan inflasi tahunan pada Desember 2022, disebabkan adanya peningkatan permintaan di masyarakat. Inflasi tahunan pada Desember 2022 sebesar 5,51% juga merepresentasikan inflasi tahun kalender 2022.
"Inflasi Desember ini merupakan musiman, karena libur sekolah dan Natal-Tahun Baru (Nataru)," ujar Margo dalam konferensi pers, Senin (2/1).
Ia menyebut sejumlah komponen penyumbang inflasi tahunan pada Desember 2022 didorong oleh kenaikan komponen inti, komponen harga yang diatur pemerintah, dan komponen harga bergejolak.
Baca Juga: BPS Pringatkan Kemungkinan Inflasi Naik Bulan Desember
Pada komponen harga yang diatur pemerintah, inflasi tahunan pada Desember 2022 mengalami kenaikan menjadi 13,34%. Inflasi harga yang diatur pemerintah itu lebih tinggi dibandingkan pada November 2022 sebesar 13,01%.
Adapun kenaikan inflasi pada komponen ini didorong oleh kenaikan harga komoditas bensin (bahan bakar minyak/BBM), bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara (pesawat), dan tarif angkutan kota dalam setahun terakhir.
Kenaikan harga bensin di masyarakat telah menyumbang andil inflasi tahunan pada Desember 2022 sebesar 1,15%. Sementara kenaikan bahan bakar rumah tangga menyumbang inflasi Desember 2022 sebesar 0,3% dan kenaikan tarif pesawat menyumbang inflasi 0,27% pada Desember 2022.
Baca Juga: BPS Catat Tingkat Inflasi di Tahun 2021 Sebesar 1,87%
Selain itu, inflasi tahunan Desember 2022 dipicu oleh komponen harga bergejolak yang memberikan andil inflasi hingga 0,95%. Kendati, tekanan inflasi tahunan pada komponen harga bergejolak pada Desember 2022 sebesar 5,61% masih lebih rendah dibandingkan bulan November 2022 sebesar 5,7%.
Sementara komponen inti memberikan andil inflasi terbesar pada inflasi tahunan Desember 2022 mencapai 2,36%.
"Tekanan inflasi komponen inti secara tahunan masih terkendali," imbuh Margo.