Moskow, Gatra.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa negaranya tidak akan pernah menyerah pada upaya Barat, untuk menggunakan Ukraina sebagai alat menghancurkan Rusia.
Dalam pesan video Tahun Baru yang disiarkan di TV pemerintah Rusia, pada hari Sabtu, Putin mengatakan Rusia berjuang di Ukraina untuk melindungi "tanah airnya" dan akan mengamankan "kemerdekaan sejati" bagi rakyatnya.
Dalam pesan sembilan menit - pidato Tahun Baru terpanjang dari dua dekade pemerintahannya - Putin menuduh Barat berbohong kepada Rusia dan memprovokasi Moskow untuk melancarkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina.
“Selama bertahun-tahun, elit Barat dengan munafik meyakinkan kami tentang niat damai mereka,” katanya dalam pidato yang difilmkan di depan personel militer Rusia, di markas distrik militer selatan Rusia, dikutip Reuters, Sabtu (31/12).
Baca Juga: Putin: Jika Barat Ingin Kalahkan Rusia, Boleh Dicoba di Medan Perang
“Faktanya, dengan segala cara mereka mendorong neo-Nazi yang melakukan terorisme terbuka terhadap warga sipil di Donbas,” kata Putin dalam pidato Tahun Baru, yang sangat agresif, biasanya didedikasikan harapan baik untuk tahun depan.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah bersumpah atas kemenangan di Ukraina "tak terhindarkan", saat dia memuji kepahlawanan tentara Rusia yang bertempur di garis depan dan mereka yang tewas selama perang 10 bulan.
“Barat berbohong tentang perdamaian,” kata Putin.
“Itu sedang mempersiapkan agresi ... dan sekarang mereka secara sinis menggunakan Ukraina dan rakyatnya, untuk melemahkan dan memecah belah Rusia,” tambah Putin.
Baca Juga: Putin: Negara Barat Hidup di Masa Lalu, Penuh Delusi
"Kami tidak pernah mengizinkan ini, dan tidak akan pernah mengizinkan siapa pun melakukan ini kepada kami," kata kantor berita pemerintah Rusia mengutip ucapan Putin dalam klip, yang disiarkan pada tengah malam di timur jauh Rusia.
Kyiv dan Barat menolak klaim Moskow atas dimulainya konflik dan mengatakan Putin melancarkan perang agresi tak berdasar dalam upaya untuk merebut wilayah, dan menggulingkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.