Jakarta, Gatra.com – Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan, fenomena cuaca ekstrem menerjang beberapa wilayah di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, pada Sabtu dini hari (31/12), pukul 03.00 WIB.
Muhari dalam keterangan pers, menyampaikan, Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal telah berada di wilayah kecamatan terdampak. Siang ini, sekitar pukul 12.00 WIB, genangan di beberapa titik berangsur surut.
Berdasarkan keterangan ?BPBD Kabupaten Kendal, lanjut dia, sejumlah desa di 9 kecamatan terdampak banjir. Kesembilan kecamatan tersebut yakni Kendal, Brangsong, Kaliwungu, Kaliwungu Selatan, Patebon, Weleri, Pegandon, Cepiring, dan Rowosari.
“Sebaran desa paling banyak terdampak banjir di Kecamatan Kaliwungu, sebanyak 9 desa. Tim reaksi cepat (TRC) BPBD Kabupaten Kendal masih melakukan pendataan warga terdampak banjir,” katanya.
Tak hanyak permukiman yang tergenang banjir, BPBD setempat menyebutkan fasilitas umum dan sarana terdampak, antara lain kantor BPBD Kabupaten Kendal, lapas, puskesmas Patebon Dua, RSUD dr. Soewondo, kompleks pendopo Kendal dan SMK Negeri 4.
“Ketinggian muka air banjir berkisar 30–150 cm. Di sektor perumahan, rumah rusak sedang 1 unit dan rusak ringan 1,” ujarnya.
Selain banjir, wilayah Kendal juga mengalami angin kencang. Kejadian ini bersamaan saat hujan lebat menguyur Kabupaten Kendal dini hari tadi. Warga di sejumlah kecamatan merasakan kejadian tersebut, seperti di Kecamatan Rowosari, Weleri, Gemuh, Patean, dan Kendal.
“Sementara itu, tanah longsor juga melanda satu desa, yaitu Desa Tirtomulyo di Kecamatan Plantungan,” kata Muhari.
Bencana hidrometeorologi basah di wilayah Kendal ini mengakibatkan lebih dari 230 warga mengungsi. Data sementara yang dihimpun BPBD setempat menyebutkan di Desa Kebonadem ada 136 warga mengungsi. Mereka tersebar di masjid Baitul Muttaqin 114 jiwa dan MTS NU Al-Hidayah sebanyak 12 orang.
“Sebanyak 50 KK tercatat mengungsi di masjid Jami Baittussyukur, Desa Kumpulrejo,” ujarnya.
Beberapa warga masih didata untuk wilayah Desa Cepiring, sedangkan 55 warga lainnya mengungsi di Musala Baitul Mu’minim, Desa Brangsong.
Merespons bencana ini, BPBD dan instansi terkait lainnya telah mengoperasionalkan beberapa dapur umum. Sebanyak 4 dapur umum difungsikan untuk melayani warga yang mengungsi, yaitu di Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan; Kebonadem, Kecamatan Brangsong; dan Desa Karangtengah dan Sumberejo, Kecamatan Kaliwungu.
“Petugas BPBD juga membersihkan beberapa pohon tumbang akibat angin kencang dan pemutakhiran data dampak,” katanya.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk waspada dan siap siaga mengantisipasi bahaya hidrometeorologi basah, seperti angin kencang, banjir atau pun tanah longsor.
Menurutnya, upaya kesiapsiagaan dapat dilakukan, seperti memotong ranting pohon di sekitar rumah atau pun ruang publik, membersihkan saluran air atau pun pemantauan informasi cuaca dari lembaga pemerintah.