Home Ekonomi Dalam Kondisi Pandemi, Return EBA-SP SMF Tahun 2022 Tembus Hingga 9,5 Persen

Dalam Kondisi Pandemi, Return EBA-SP SMF Tahun 2022 Tembus Hingga 9,5 Persen

Jakarta, Gatra.com- Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, Ananta Wiyogo berharap ke depannya akan semakin banyak investor yang berinvestasi di EBA SP Ritel yang sejatinya merupakan produk structured finance hasil proses sekuritisasi. Sehingga dapat mendorong terciptanya market widening serta terwujudnya market deepening pada pasar modal di Indonesia.

“Kami optimis kedepannya para investor akan semakin confident akan efek ini, karena efek ini diterbitkan oleh SMF, BUMN yang 100% dimiliki oleh pemerintah dengan peringkat idAAA dari Pefindo, baik secara Korporasi maupun Surat Utangnya,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/12).

Sampai dengan tahun 2022 EBA-SP SMF menorehkan pencapaian kinerja yang teruji dengan baik walaupun di tengah masa pandemi. EBA-SP terus konsisten dengan rating terbaik, idAAA dari Pefindo dan memiliki return yang kompetitif yaitu berkisar antara 6,5% - 9,5%.

Hal tersebut tercermin dari historikal penerbitan EBA-SP, dimana Kupon EBA-SP Kelas A sebagai instrumen dengan rating triple A selalu berada di atas return deposito.

Merujuk kepada Laporan Keuangan EBA-SP audited yang telah dipublikasikan oleh Perseroan pada 2022 terlihat kinerja EBA-SP masih gemilang dengan performa yang baik, dimana pembayaran kupon terhadap investor EBA-SP Kelas A tercatat lancar.

Selain itu, pada Laporan Perubahan Aset Bersih tampak masih adanya Dividen Sertifikat EBA-SP Kelas B. Kedua hal tersebut menunjukan EBA-SP sebagai produk structured finance yang aman dan menguntungkan, karena telah distruktur sedemikian rupa sehingga terbentuk mekanisme perlindungan terhadap default bagi para investornya.

Perlu diketahui juga bahwa para investor Kelas B masih memperoleh hak pendapatan investasinya dengan diperolehnya dividen. Hal ini menunjukan bahwa kinerja Pool KPR Underlying EBA masih baik dan para investor Kelas A masih aman karena terlindung dari risiko default. Saat ini pendapatan kelas B masih berkisar antara 10%-30%-an per tahun,” Terang Ananta.

Lebih lanjut Ananta mengatakan bahwa disamping perlindungan dari Kelas Subordinasi (Kelas B), EBA-SP juga dijamin oleh SMF selaku penyedia pendukung kredit (credit enhancement). Hal tersebut merupakan  proteksi tambahan bagi investor Kelas A, sehingga investor tidak perlu khawatir berinvestasi di EBA-SP meskipun ditengah pandemik.

Selain credit enhancement yang digunakan untuk mendukung kelancaran pembayaran biaya senior dan kupon Kelas A. Apabila diperlukan, SMF juga menyediakan Dana Cadangan Tambahan untuk mendukung kelancaran pembayaran kepada investor Kelas A dalam kondisi tertentu.

Terkait transaksi sekuritisasi, sejak tahun 2009 sampai saat ini, SMF telah berhasil memfasilitasi 15 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp13,28 triliun.

Saat instrumen investasi lain tertekan di tengah wabah pandemi, Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) yang diterbitkan oleh SMF justru berhasil mempertahankan rating idAAA. Kondisi tersebut mencerminkan struktur EBA-SP yang diterbitkan SMF solid.

124