Kupang, Gatra.com - Persediaan beras Bulog di 22 Kabupaten/Kota di Provinsi NTT saat ini mencukupi kebutuhan masyarakat untuk empat bulan ke depan. Hal itu disampaikan langsung oleh Pemimpin Wilayah Badan Urusan Logistik (Bulog) NTT, Mohamad Alexander. Lebih jauh, kecukupan stok ini sudah disiapkan Bulog sebelum bulan November lalu.
“Stok beras di gudang Bulog saat ini tersedia 15 ribu ton. Jadi masih aman sampai bulan Maret 2023 mendatang,” kata Alexander (26/12).
Stok yang tersedia saat ini, sambungnya, untuk kebutuhan penyaluran rutin kepada Golongan anggaran (TNI/Polri) dan operasi pasar. Selain itu juga untuk Ketersediaan Pasokan Stabilisasi Harga (KPSH).
“Selebihnya untuk bantuan penanggulangan bencana alam, bantuan sosial, dan lainnya, yang masih dalam koridor penugasan Bulog pada sektor pelayanan publik atau public service obligation (PSO),” jelas Alexander.
Lebih lanjut, Alexander mengatakan, Bulog NTT juga telah menyerap beras dari petani lokal kualitas medium untuk kebutuhan cadangan beras Pemerintah di NTT. Jumlahnya sebanyak 1.250 ton atau sebesar kurang lebih 250% dari target yang telah ditetapkan.
“Sisanya masih harus diambil, dipasok dari luar Provinsi NTT, yakni dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB), yang selama ini menjadi pemasok beras terbesar untuk NTT,” katanya.
Alexander berharap, kerja sama dengan beberapa stakeholder, yakni pemerintah daerah setempat terus mengoptimalkan para petani agar produksi terus ditingkatkan. “Para petani terus dipacu agar produksinya ditingkatkan. Dengan demikian kami dari Bulog bisa menyerap beras lokal lebih banyak lagi sehingga kedepannya bisa mandiri tidak lagi di-supply dari wilayah lain di luar provinsi NTT,” katanya.
Menurut Alexander, harga jual beras komersial Bulog jenis premium dibanderol dengan harga Rp11 ribu per kilogramnya. “Sementara untuk beras kualitas medium untuk penyaluran Ketersediaan Pasokan Stabilisasi Harga (KPSH) dijual dengan harga Rp8.600 per kilogramnya,” ujarnya.
Bulog NTT juga menyediakan produk pangan komersial lainnya seperti terigu, minyak goreng, bawang putih, bawang merah dan gula pasir. Semuanya. kata Alexander, dijual dengan harga di bawah pasaran sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat.
Untuk menekan inflasi Bulog terus melakukan kegiatan pasar murah sejak bulan September 2022 lalu. “Untuk membantu menekan inflasi bahan pokok di NTT sejak September lalu kami gelar pasar murah di semua Kabupaten/ Kota,” tutup Alexander.