Semarang, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menyatakan tidak membutuhkan beras impor, karena stok yang ada masih mencukupi memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Jawa Tengah tak perlu beras impor ya, memang jangan sampai masuk. Kemarin Sragen menyampaikan kepada saya, para pedagangnya protes, karena di Sragen kan juga lumbung beras,” katanya di Semarang, Senin (26/12).
Sehingga, lanjut Ganjar tidak masalah kalau Jateng tidak masuk dalam daftar daerah yang menerima jatah beras impor dari pemerintah pusat, karena stok masih aman.
Mantan anggota DPR RI ini meminta agar distribusi beras impor dikontrol dengan baik sehingga tepat sasar daerah yang membutuhkan. “Tolong beras impor bisa dimasukkan ke daerah-daerah yang memang membutuhkan,” ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton dari berbagai Negara, seperti Vietnam lewat Perum Bulog. Impor beras dilakukan bertahap, yaitu 200 ribu ton sampai akhir 2022 dan sisanya 300 ribu ton hingga sebelum panen raya atau Februari 2023.
Saat ini, sebanyak 10.000 ton beras impor dari Vietnam sudah tiba di Indonesia masing-masing melalui 5.000 ton di Tanjung Priok dan 5.000 ton di Merak.
Ganjar menambahkan, jelang pergantian tahun baru 2023. beras menjadi salah satu komoditas yang diperhatikan pasokan dan kebutuhannya.“Kontrol tidak boleh berhenti sampai dengan nanti tahun baru 2023, dengan satu harapan ya suplai di masyarakat cukup, harga relatif terkendali, sehingga secara keseluruhan pasti terkendali,” ujarnya.
Harga beras di Jateng saat ini secara kumulatif selama Desember terjadi peningkatan sebesar 2,2%, dengan harga Rp11.000 per kilogram beras medium.