Jakarta, Gatra.com - Plt Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Ishartini mencatatkan angka ekspor komoditas laut per November 2022 sudah mencapai US$5,17 miliar.
Adapun negara dengan tujuan ekspor paling banyak antara lain Amerika Serikat dengan nilai ekspor sebesar US$2,15 miliar; Tiongkok sebesar US$1,02 miliar; Jepang sebesar US$678 juta; empat negara di ASEAN sebesar US$651 juta dan Uni Eropa sebesar US$6,2 miliar.
“Targetnya 2023 mencapai USD 7,6 miliar,” kata Ishartini di Gedung Mina Bahari III KKP, Senin (26/12).
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan komoditas penyumbang ekspor yang diunggulkan antara lain ikan tuna, sotong, rajungan dan gurita. “Kalau dari budidaya adalah udang, kepiting, dan rumput laut,” sebutnya.
Selain itu, kata Sakti, termasuk juga lobster, yang turut menyumbang angka komoditas yang sangat tinggi. “Kita masih jadi bibitnya, belum bisa pemijahan. Masih dari alam. Tapi, Pak Dirjen Budidaya sudah menjanjikan saya sudah ada yang berhasil. Ini prestasi yang luar biasa,” ucapnya.
Adapun untuk komoditas udang, Sakti melanjutkan, KKP sudah berhasil mengembangkan indukannya, sehingga tidak akan lagi impor pada 2023.
“Terakhir, rumput laut. Ini adalah emas hijau yang sangat strategis. Produksi kita juga cukup besar dan kita bisa mempengaruhi industri berikutnya. Hanya ada dua jenis rumput laut yang hanya tumbuh di wilayah Indonesia. Saya kira kalau selama ini kita masih ekspor bahan baku dan ke depan kita akan lakukan hilirasi juga,” jelasnya.