Jakarta, Gatra.com - Nilai tukar rupiah pada perdagangan awal pekan ini ditutup melemah 40 poin ke level Rp15.632 per Dolar Amerika Serikat (AS). Diketahui, pelemahan rupiah dibarengi dengan kondisi indeks dolar yang stagnan terhadap sebagian besar mata uang dalam perdagangan hari ini, Senin (26/12).

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan stagnasi Dolar awal pekan ini disebabkan pasar valuta asing di AS libur Natal dan pernyataan Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda soal kenaikan upah pekerja.

"Kuroda mengatakan keputusan BOJ pekan lalu untuk memperluas batas tunjangan di sekitar target imbal hasil untuk meningkatkan efek dari kebijakan ultra-longgar," kata Ibrahim dalam keterangannya, Senin (26/12).

Di dalam negeri, pelemahan rupiah awal pekan ini disebabkan pasar terus memantau kebijakan pemerintah yang berencana menghapus kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di akhir tahun ini.

Selain itu, sambung dia, Bank Indonesia juga meyakini penghapusan kebijakan PPKM akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi RI.

"Karena mobilitas masyarakat akan meningkat, sehingga mendorong perekonomian lebih baik khususnya konsumsi dari pemerintah," ungkapnya.

Meskipun nilai tukar rupiah melemah, Ibrahim menyebut ekonomi RI tetap berjalan baik seiring berkembangnya lapangan usaha.

"Di mana sektor perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, serta transportasi dan pergudangan tumbuh cukup kuat," imbuhnya.

Adapun dalam perdagangan esok, Ibrahim memperkirakan mata uang Rupiah akan dibuka berfluktuatif namun tetap ditutup melemah di rentang Rp15.620 - Rp15.670 per Dolar AS.