Jakarta, Gatra.com- Ahli Psikologi Klinik Liza Marielly Djaprie mengungkapkan bahwa Bharada Richard Eliezer alias Bharada E memiliki kecenderungan hypomania.
Menurutnya, kecenderungan itu merupakan bagian dari proses transformasi sikap Bharada E, yang berangsur-angsur membaik meskipun sebelumnya tampak penuh kecemasan dan ketakutan.
"Emosi takut ini tertransformasi menjadi, paling tidak dari hasil tes yang terlihat, ada kecenderungan hypomania," kata Liza Marielly, dalam persidangan Bharada E, di PN Jakarta Selatan, Senin (26/12).
Liza mengatakan, hypomania merupakan suatu kondisi psikologi seseorang, di mana ia tampak sangat berenergi dan lebih bersemangat dibanding hari-hari biasanya. Namun, kondisi itu diciptakannya untuk menutupi kecemasan yang ia rasakan.
"Jadi, setelah takut, sepertinya kemudian Richard memutuskan untuk ‘Okay, saya harus melakukan sesuatu atas kondisi ini’. Jadi terlihat semangatnya tersebut," tutur Liza.
"Di sisi lain [orang dengan] hypomania masih menutupi kecemasan yang terpendam," imbuhnya.
Menurut Liza, kecenderungan itu merupakan suatu mekanisme dalam diri Bharada E, setelah ia harus dihimpit oleh perasaan cemas dan ketakutan usai peristiwa penembakan yang menewaskan Brigadir J, di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) silam.
Liza mengatakan, kondisi itu terdeteksi berdasarkan tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) yang memiliki sepuluh parameter pengujian. Beberapa di antaranya yakni parameter kecenderungan skizofrenia, parameter gangguan obsesif-kompulsif, juga parameter hypomania tadi.
"Nah, paling tinggi prameter Richard Eliezer adalah hypomania, dimana hypomania sudah jelas berarti ada kecemasan yang ditutupi olehnya dengan cara mencoba berenergi dan bersemangat sekali," tutur Liza Marielly.