Malang, Gatra.com - Ratusan Peserta Pabbajja Samanera Sementara melakukan prosesi Tudong (Prosesi Dutanga).
Prosesi Tudong sendiri merupakan prosesi jalan bermeditasi merenungkan sifat-sifat luhur dari Sang Buddha Gautama.
Ritual ini dilakukan dengan berjalan dari Candi Mendut ke Candi Pawon dan dilanjutkan ke Candi Borobudur.
Ketua Panitia Penyelenggara Fatmawati berharap dengan pelaksanaan Tudong, para Pabbajja Samanera mendapatkan pencerahan.
“Semua Samanera yang telah mengikuti semoga mendapatkan pencerahan di dalam hati dan batin mereka meningkatnya keyakinan terhadap Buddha, Dhamma, dan Sangha," ujarnya.
Direktur Pemasaran Pelayanan dan Pengembangan Usaha TWC Hetty Herawati mengapresiasi inisiatif dan kerja keras Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia bersama Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) dan elemen masyarakat, dalam menggelar acara ini.
“Acara ini yang pertama kali dengan jumlah Samanera 500 orang. Bahkan, ada juga peserta dari manca negara. Otomatis ini juga meningkatkan promosi terhadap Candi Borobudur, dan yang kami hargai adalah melibatkan masyarakat sekitar,” ungkap Hetty pada siaran pers yang diterima hari ini, Senin (26/12).
Hetty Herawati yakin Borobudur akan semakin memberikan banyak manfaat ekonomi sosial, bagi komunitas sekitar candi.
“Ini sebuah contoh bagaima pun Candi Borobudur bisa menunjukkan semangat toleransi antar umat beragama. Dan tadi kita lihat bersama bahwa acara dilihat oleh masyarakat sebagai atraksi dan ini sebagai tindak lanjut MoU empat kementerian dan dua gubernur, yang akan mensuport Candi Borobudur sebagai sebuah destinasi yang mempunyai nilai spiritual,” urainya.
Prosesi Tudong diakhiri dengan tabur bunga yang harum dan wangi oleh umat, kepada semua peserta Pabbaja Samanera.