Bali, Gatra.com - Kementerian Agama RI dan Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Kerajaan Arab Saudi menggelar 2nd ASEAN Countries Conference in Indonesia 2022. Konferensi diikuti 140 peserta dari negara-negara ASEAN dengan menghadirkan narasumber para pimpinan ormas Islam, tokoh agama, dan akademisi dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Filipina, Laos, Myanmar, Vietnam, dan Arab Saudi.
"Khairu Ummah" atau Umat Terbaik menjadi tema besar Konferensi Islam ASEAN ke-2 yang dihelat di Nusa Dua, Bali, 21-23 Desember 2022. Dalam gelaran itu, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, dalam paparannya, menyampaikan tantangan harmoni sosial dan moderasi beragama di depan ratusan delegasi. Ia menyampaikan setidaknya ada enam tantangan yang tengah dihadapi Indonesia sebagai sebuah bangsa.
"Mulai dari tantangan antar umat beragama, tantangan digital, praktik penyelenggaraan negara, dan politik identitas dalam kontestasi politik praktis," kata Kamaruddin Amin di Nusa Dua, Bali, Kamis (22/12). "Kita juga sedang menghadapi tantangan melunturnya karakter dan nilai kebangsaan serta beberapa tantangan paham keagamaan."
Terkait tantangan paham keagamaan, Profesor jebolan Universitas Bonn, Jerman, ini menyebutkan adanya indikasi kegamangan pandangan terkait hubungan agama dan negara serta bermunculannya ideologi transnasional dalam kehidupan beragama.
"Berbagai tantangan itu, kita yakini akan bisa dihadapi dengan Moderasi Beragama yang terus kita diseminasikan. Paham keagamaan moderat dan toleran dipilih oleh bangsa Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai landasan negara," ucapnya.
Kamaruddin juga menekankan pentingnya sinergi dengan seluruh komponen bangsa. Secara khusus, pria yang akrab disapa Prof Kamar ini mengapresiasi peran Ormas Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Ormas Islam merupakan mitra strategis pemerintah dalam berbagai program kebangsaan. Kehadiran Ormas Islam sangat instrumental dalam membentuk pemahaman masyarakat yang toleran dan moderat," tandasnya.